Biar Nggak Tertipu Pembeli di Luar Negeri, Eksportir Wajib Cek Website Ini

Biar Nggak Tertipu Pembeli di Luar Negeri, Eksportir Wajib Cek Website Ini

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 09 Nov 2022 15:39 WIB
Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca pembayaran Maret 2014 surplus pada kisaran US$ 500 juta. Surplus ini didorong peningkatan ekspor non migas, yang telah terjadi beberapa bulan terakhir.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Ketua Umum DPP Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Khairul Mahalli mengatakan selama ini banyak sekali kasus pengusaha ekspor di Indonesia yang ditipu oleh pembeli luar negeri. Banyak sekali pengusaha lokal yang ditawarkan ekspor barang di media sosial, padahal pembelinya tidak jelas.

"Kan sebenarnya banyak juga pelaku usaha ini melihat di Alibaba atau media sosial dia chating dia kirim sample, itu sample aja nggak dibayar padahal harusnya bayar. Pas dicek ke sana kantornya pun nggak jelas," ungkap Khairul dalam sebuah acara di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2022).

Selain penipuan, Khairul mengatakan banyak juga eksportir Indonesia yang sudah mengirimkan barang namun tak kunjung dibayarkan oleh pembelinya di luar negeri karena perusahaan pembelinya tak mampu untuk membayar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, masalah-masalah ini seringkali menghambat pertumbuhan usaha di Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya mulai bekerja sama dengan sebuah lembaga informasi keuangan asal Italia, CRIF.

CRIF melalui platform SkyMinder akan menyediakan informasi kepada eksportir soal profil perusahaan pembeli di luar negeri. Khususnya profil keuangan dan juga kredit pembeli barang lokal dari tanah air.

ADVERTISEMENT

"Ini seperti marketing inteligence agar eksportir kita tidak didzalimi. Jadi kita minta tahu bagaimana profil pembeli kita, ini aman nggak," kata Khairul.

Country Director CRIF Indonesia Novi Rolastuti menjelaskan platform SkyMinder akan membantu eksportir dalam melakukan mitigasi risiko dan uji tuntas di awal untuk mendukung bisnis yang aman dengan semua mitranya.

"Jika kita memasuki perdagangan internasional tanpa wawasan yang mendalam, para pelaku bisnis dapat menderita kerugian. Diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk memastikan transaksi bisnis yang berjalan aman, efisien, dan efektif, termasuk mitigasi risiko dan uji tuntas (due diligence) pada pelaku ekspor-impor," kata Novi dalam acara yang sama.

Menurutnya, layanan SkyMinder akan memungkinkan eksportir untuk meningkatkan penilaian risiko mereka terhadap pembeli di luar negeri. SkyMinder menyediakan informasi keuangan, komersial, dan kredit yang mendalam di lebih dari 230 juta perusahaan di seluruh dunia.

Hal ini memungkinkan bisnis tidak hanya untuk mengambil laporan kredit, tetapi juga menerima pembaruan tentang perubahan yang mempengaruhi perusahaan, aspek penting dalam proses evaluasi bagi pelanggan dan pemasok.

Dia menjelaskan eksportir yang ingin memanfaatkan layanan SkyMinder bisa langsung menghubungi pihak CRIF ataupun melakukan registrasi di website SkyMinder. Selanjutnya, eksportir akan mendapatkan layanan SkyMinder dan pendampingan dari CRIF.

(hal/dna)

Hide Ads