Reza Shahrani alias Reza Paten tersangkut kasus dugaan penipuan robot trading Net89. Bareskrim Polri pun telah menetapkan Reza Paten sebagai tersangka.
Buntut dari kasus ini, 150 rekening milik Reza Paten dibekukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau PPATK. Total aset yang disita diperkirakan mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
Rekening yang disita berasal dari 25 bank yang berbeda. Lantas, bisnis apa yang sebenarnya dijalankan Reza Paten hingga punya rekening senilai lebih dari Rp 1 triliun?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza dikenal sebagai pedagang mata uang asing dan menggeluti dunia trading sejak 2019. Laki-laki berusia 38 tahun itu lulusan Teknik Informatika.
Nah dia terjun di dunia trading berbarengan dengan berdirinya Net89 yang merupakan platform besutan PT Simbiotik Multitalenta Indonesia. Dalam perkara ini Reza Paten sendiri terseret sebagai pemilik dari robot trading Net89.
Dikutip dari laman perusahaan, PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (SMI) adalah perusahaan penjualan langsung murni yang hanya menjual produk berupa e-book dan software Expert Advisor (EA) Creator.
Perusahaan mengklaim tidak menjual produk investasi dan software robot investasi di Indonesia.
Lalu bagaimana bisa Net89 membuat rugi banyak investor?
Kuasa hukum para korban sebagai pelapor, M Zainul Arifin pun menceritakan pengalaman kliennya hingga akhirnya menjadi korban. Adapun total klien mencapai 230 orang dengan nilai kerugian secara total mencapai Rp 28 miliar.
Menurut penjelasannya SMI mulai berdiri sejak 2018, dan saat itu perusahaan masih menawarkan investasi dengan teknologi robot trading. Memasuki tahun-tahun pandemi COVID-19 nama Net89 pun semakin tenar.
"Mulai berdiri PT.SMI kisaran 2018 mulai booming tahun 2020 sampai Januari 2022 pada masa-masa pandemi COVID-19 banyak masyarakat yang menggunakan keuangannya untuk berbisnis trading termasuk para korban kita," tuturnya kepada detikcom, Selasa (1/11/2022).
Menurut Zainul, Net89 saat itu menawarkan paket investasi robot trading dengan potensi keuntungan sekitar 1% per hari, atau 20% per bulan, hingga 200% per tahun.
Meski akhirnya memakan korban, ternyata para nasabah sempat menikmati keuntungan dari investasinya di robot trading Net89.
"Iya pernah memberikan keuntungan bagi orang-orang yang investasi sejak awal tahun 2019 sampai dengan November 2021. Tapi menjelang awal 2022 yang baru join member tidak dapat keuntungan sesuai janji-janji yang ditawarkan ke para member," tambahnya.
Menurut Zainul sejak Januari 2022 para member sudah tidak bisa lagi menarik keuntungan dan modalnya. Salah satu alasan dari SMI adalah melakukan penyesuaian bisnis mengikuti anjuran pemerintah.
"Sampai saat ini tidak bisa lagi withdraw dan menarik modal para korban yang telah diinvestasikan di Net89," tegasnya.
Seperti tertera dalam situs PT SMI saat ini, perusahaan menegaskan hanya menjual e-book yang berfungsi agar pembeli bisa belajar membuat expert advisor (EA) sendiri. Produk kedua adalah Net89 EA Creator, sebuah builder untuk metatrader 4/5.
Nah menurut Zainul kedua produk itu pun mencurigakan. Sebab menurutnya dijual dengan skema ponzi.
"Produk mereka jual e-book adalah modus berupa barang aplikasi bukan barang berwujud yang dapat digunakan. Namun mereka menggunakan skema ponzi piramida yang dilarang Pasal 105 UU perdagangan skema piramida," pungkasnya.
(eds/eds)