Luhut Geram dengan Negara Maju, Singgung AS

Luhut Geram dengan Negara Maju, Singgung AS

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 12 Nov 2022 12:59 WIB
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandajaitan saat menjalani wawancara dengan detikcom di acara Blak-blakan, Kamis (19/7).
Foto: Rachman Haryanto: Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengaku geram akan sikap sejumlah negara maju anggota G20. Kegeraman Luhut terkait dengan emisi karbon yang melebihi ambang batas 4,5 ton per kapita.

"Fakta terkait perbandingan emisi karbon Indonesia dengan negara maju lainnya yang saya temukan dalam gelaran G20, membuat saya merasa geram dan sedikit memprotes besaran emisi karbon beberapa negara maju peserta G20," kata Luhut di akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, dikutip Sabtu (12/11/2022).

Padahal menurutnya, 80% emisi karbon dunia disumbangkan oleh anggota G20. Luhut menyebut Indonesia tergolong negara yang patuh sebab hanya menyumbang emisi karbon 2,3 ton per kapita, jauh dari ambang batas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut bahkan menyinggung Amerika Serikat (AS) yang menghasilkan emisi karbon 14,7 ton per kapita. Ia menilai hal ini adalah bentuk ketidakadilan jika malah Indonesia yang diminta menurunkan emisi karbon oleh negara yang lebih banyak menyumbang emisi karbon.

"(Emisi karbon) Indonesia adalah 2,3 ton per kapita, jauh dari ambang batas. Sedangkan negara maju seperti Amerika menghasilkan emisi karbon mencapai 14,7 ton per kapita. Adalah sebuah bentuk ketidakadilan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Luhut menyebut Indonesia baru saja mulai mendorong industrialisasi, langkah yang sudah dijalankan negara maju sejak puluhan tahun lalu. Dalam acara B20, Luhut menegaskan Indonesia tidak perlu didikte soal perubahan iklim.

"Saya sampaikan bahwa Indonesia tidak perlu didikte soal "climate change". Menciptakan kebijakan yang adil dan berkelanjutan untuk masa depan anak cucu kita adalah tanggung jawab moral yang harus dipenuhi," imbuhnya.

Luhut meminta semua pihak cermat menghitung setiap kebijakan. Ia tak ingin generasi mendatang rusak akibat kebijakan yang salah.

Oleh karena itu, Indonesia Net Zero Summit 2022 yang jadi bagian integral dari Presidensi G20 disebut momen penting bagi Indonesia dalam memperluas koneksi dan kolaborasi untuk dekarbonisasi industri dari perusahaan Indonesia serta perusahaan regional dan global.

"Saya berharap ada hasil yang konkrit dan kesepakatan yang solid dalam rangka menciptakan gelombang baru inisiatif dekarbonisasi, sehingga menjadi kekuatan positif bagi pemerintah Indonesia untuk lebih berambisi dalam inisiatif dekarbonisasi nasional," pungkasnya.

Simak video 'Luhut soal Kemungkinan KTT G20 Nihil Komunike: Ya Nggak Apa-apa':

[Gambas:Video 20detik]



(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads