Harga minyak goreng beberapa waktu lalu membuat heboh seluruh Indonesia. Kala itu Zulkifli Hasan baru diangkat menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi.
Zulhas saat itu percaya diri bisa menyelesaikan masalah minyak goreng ini dalam waktu 2 minggu. "Hari pertama saya jadi Mendag saya turun dan melihat, lalu hari kedua saya bilang ke Presiden, 2 minggu selesai pak," kata dia dalam acara podcast Total Politik, ditulis Sabtu (12/11/2022).
Dia mengungkapkan hal ini karena dia sudah memahami mekanisme perdagangan, sehingga masalah bisa lebih cepat diselesaikan. "Sudah paham instrumennya, kita merasakan di pasar tak cuma makronya tapi juga mikro," ujar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, dalam menyelesaikan masalah minyak goreng yang digunakan adalah pendekatan kekuasan. Jadi semuanya harus bersinergi. Misalnya dengan badan urusan logistik (Bulog) hingga perusahaan BUMN. Dia mengatakan ini adalah cara yang efektif untuk menstabilkan harga dan mengurangi antrean di pasar-pasar atau sentra penjualan minyak goreng.
Di Kemendag, dia memanggil jajarannya dan membentuk crisis center untuk penyelesaian masalah minyak goreng. Setelah itu, pemerintah langsung bergerak untuk menyalurkan minyak-minyak murah ke warung dan jaringan pasar di seluruh Indonesia.
Zulhas menyebutkan seharusnya untuk harga minyak goreng ini tidak diatur dan diserahkan ke pasar. "Tapikan sudah begitu keadaannya, kalau tidak kita atur tidak karuan ini, makanya kita tata," jelas dia.
Tak selesai di minyak goreng, Zulhas menyebutkan masih ada masalah pada harga sawit. Seharusnya kenaikan ini bisa menjadi berkah untuk para pengusaha. Namun hal tersebut tidak terjadi, justru malah jadi bencana untuk petani dan pengusaha.
"Mereka rugi sampai Rp 150 triliun. Kalau untuk sawit kan beda, tidak seperti batu bara yang kalau tidak diambil tidak apa-apa. Ini buahnya didiamkan saja bisa busuk kalau tidak dipetik. Kalau tidak dijual tangki penuh. Ini bikin rakyat menderita, harga minyak mahal dan pemerintah tidak dapat pajak," ujarnya.
Karena itu dia berupaya untuk membuat semua pihak tidak merasa dirugikan dan tetap diuntungkan. Zulhas juga mendapatkan curhat dari para pengusaha. Seperti sulitnya ekspor. Saat itu dia menerbitkan aturan terkait kemudahan ekspor.
"Mereka bilang saat ini susah ekspornya. Saya bilang lagi, oke kamu butuh berapa sebulan? 3 juta ton. Besok saya keluarkan aturan 4 juta ton kalau ekspor. Kaget lagi tuh, heran juga ini Mendag gila atau gimana, ini lebih dari cukup," ungkap dia.
(mpr/ega)