Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan sejumlah pertemuan bilateral termasuk dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula Von Der Leyen. Hal ini dilakukan sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mendorong agar perundingan kerja sama Indonesia-Uni Eropa melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat mengalami kemajuan signifikan.
"Perundingan ke-12 sudah dijadwalkan di akhir 2022. Saya berharap perundingan akan mengalami kemajuan termasuk untuk isu pengadaan barang pemerintah, UKM dan pajak ekspor," kata Jokowi dalam pertemuan di The Apurva Kempinski Bali, Senin (14/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai Ketua ASEAN 2023, Jokowi juga menginginkan agar kerja sama ASEAN dan Uni Eropa semakin meningkat. Salah satu fokus keketuaan Indonesia menurutnya adalah mengisi kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik.
Terkait G20, Jokowi juga meminta agar Komisi Eropa dan G7 dapat memberikan dukungan dan fleksibilitas agar KTT G20 bisa menghasilkan deklarasi.
"Saya ingin hasil kerja konkret G20 yang ditunggu dunia tetap dapat dihasilkan. Sekali lagi, dukungan Yang Mulia akan sangat dihargai," ucap Jokowi.
Menjawab itu, Presiden Komisi Eropa mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20 yang terus berupaya merumuskan solusi bersama terhadap krisis global. Indonesia dipandang sebagai mitra terpercaya dalam berbagai isu strategis termasuk energi baru terbarukan (EBT) dan keamanan pangan.
Turut hadir mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.