Daftar Negara 'Pahlawan' yang Bikin Neraca Dagang RI Surplus Lagi

Daftar Negara 'Pahlawan' yang Bikin Neraca Dagang RI Surplus Lagi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2022 14:05 WIB
Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia periode Oktober 2022 surplus sebesar US$ 5,67 miliar. Ini merupakan surplus yang terjadi selama 30 bulan berturut-turut.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengungkapkan ada tiga negara yang menyumbang surplus terbesar.

Antara lain dengan India yang surplusnya US$ 1,7 miliar dan penyumbang surplus bahan bakar mineral sebesar US$ 865 juta. Lalu lemak dan minyak hewani atau nabati sebesar US$ 575,1 juta. Selanjutnya besi dan baja dengan nilai US$ 168,8 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu Amerika Serikat (AS) dengan AS mencatat surplus neraca dagang sebesar US$ 1,28 miliar. Penyumbang surplus antara lain mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$ 327,5 juta. Lalu lemak dan minyak hewani atau nabati sebesar US$ 209,1 juta dan alas kaki sebesar US$ 180,8 juta.

"Lalu dengan China surplus sebesar US$ 1,04 miliar," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (15/11/2022).

ADVERTISEMENT

Sementara itu, penyumbang defisit adalah dengan Australia RI defisit US$ 533 juta, Brasil defisit US$ 314 juta dan Korea Selatan defisit US$ 183,9 juta.

Setianto menjelaskan total surplus neraca dagang Indonesia per Oktober dengan anggota G20 periode Januari-Oktober 2022 mencapai US$ 27,6 miliar atau naik dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar US$ 16,4 miliar.

"Neraca dagang Indonesia surplus dengan 9 anggota G20 dan defisit dengan 10 anggota G20," ujar dia.

Setianto juga menambahkan golongan barang ekspor nonmigas utama Indonesia ke Anggota G20 periode Januari-Oktober 2022. Untuk bahan bakar mineral sebesar US$ 30,55 miliar.

Besi dan baja US$ 18,7 miliar. Lemak dan minyak hewani atau nabati sebesar US$ 17,89 miliar. Kemudian bijih logam, terak dan abu sebesar US$ 7,14 miliar serta mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya US$ 6,93 miliar.




(kil/zlf)

Hide Ads