Untuk merasakan pengalaman melalui indra pengecap (lidah), para istri kepala negara G20 dijamu dengan masakan tradisional Indonesia yang diolah dengan cara modern. Ada dua juru masak yang membuat makanan tersebut salah satunya Chef Wayan Kresnayasa.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Rizki Handayani menjelaskan makanan yang dihidangkan untuk para istri kepala negara G20 di antaranya acar dari daun lontar hingga gado-gado.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada emping dari Aceh langsung, kemudian ada acar dibuat dari lontar, jadi memang kita menampilkan makanan-makanan yang berasal dari akar, daun, buah, atau ada dari daun-daunannya," beber Rizky.
"Kita menampilkan rujak buah di situ dan dari makanannya kita menampilkan beras merah dari Jawa, kemudian sayur-sayuran gado-gado yang dibungkus dengan sangat cantik atau urap, kemudian tuna dari Maluku yang dimasak dengan sambal matah, kemudian ada bebek," tambahnya.
Sandiaga menilai spouse program ini sangat penting dalam perhelatan KTT G20. Dia berharap acara ini dapat memberikan efek positif atau sarana promosi bagi UMKM kreatif Indonesia.
"Spouse program sangat penting walau G20-nya sukses, tapi (kalau) istri-istri dan pendamping dari kepala negaranya tidak terlayani dengan baik, maka ini berpotensi untuk tidak memberikan satu pengalaman yang baik," tutupnya.
(aid/ara)