Gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dinilai bisa jadi momentum bagi Indonesia meningkatkan literasi digital. Ada sejumlah pembahasan terkait hal ini pada rangkaian acara KTT G20 di Bali.
Acara G20 membahas berbagi isu, di antaranya pangan, kesehatan, pembangunan berkelanjutan, pemulihan ekonomi pasca pandemi dan transformasi digital.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan pelaku industri teknologi yang tergabung dalam Industry Task Force (ITF) Digital Economy Working Group (DEWG) menyelenggarakan Seminar International bertajuk Digital Industry Collaboration to Enhance Digital Transformation yang berlangsung pada tanggal 14 November 2022 di Anvaya Hotel, Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sesi panel Digital Infrastructure & Society, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif mengatakan, literasi digital di Indonesia masih perlu dikembangkan mengingat belum semua masyarakat memiliki akses ke internet.
Dari data yang dimiliki APJII menyebutkan setidaknya ada 20% masyarakat Indonesia yang belum terhubung ke internet. Mereka yang belum dapat menikmati layanan broadband internet tersebut mayoritas berada di di bagian timur Indonesia yang memiliki kondisi geografis sangat sulit. Sehingga untuk menghubungkan masyarakat di timur Indonesia dengan kabel serat optik dibutuhkan investasi yang cukup signifikan
"Ini merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk mendorong penetrasi internet khususnya kepada masyarakat di timur Indonesia. Sehingga kolaborasi antara Internet Service Provider (ISP) dan tech company sangat diperlukan untuk sama-sama memikirkan bagaimana menjangkau penduduk di timur Indonesia. Khususnya di pedalaman. Oleh karena itu kita mendoroong agar ada kolaborasi yang sangat apik antara ISP lokal dan tech company,"kata Arif dalam keterangannya, Rabu (16/22/2022).
Literasi ini menurut Arif merupakan tugas seluruh komponen bangsa baik itu Pemerintah maupun pemangku kepentingan industri telekomunikasi di Indonesia. Sehingga nantinya pemanfaatan internet di Indonesia akan jauh lebih produktif dan tidak sekadar kesenangan. Sehingga nantinya penetrasi broadband internet dan pendidikan dapat berjalan paralel, seiring sejalan dan tidak dapat dipisahkan.
Terkait kolaborasi dengan Pemerintah dan sesama pelaku Industri, Arif mengatakan, APJII fokus pada penggelaran infrastruktur telekomunikasi. Di masa lalu, kolaborasi yang dilakukan APJII hanya dengan Kominfo. Namun sejak pandemi, APJII sudah menjadi bagian dari transformasi digital Indonesia. Sehingga saat ini APJII juga berkolaborasi dengan berbagai K/L. Termasuk di dalamnya pemerintah daerah.
"Presiden memiliki visi 2045 bagaimana indonesia menjadi negara digital yang riil, menurut kami yang terpenting adalah kita harus saling berkolaborasi bagaimana infrastruktur konektivitas dapat mendukung semua orang untuk beraktivitas atau bekerja melalui internet. Sehingga kami berharap kolaborasi melalui ITF ini dapat terus berlanjut. Tidak hanya berhenti di kegiatan G20,"pungkas Arif.
(kil/zlf)