Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menyiapkan 3 strategi besar dalam menghadapi tantangan ekonomi global saat ini. Salah satunya lewat digitalisasi dengan target 30 juta usaha kecil dan menengah (UMKM) di 2024.
Hal tersebut disampaikannya pada penutupan B20 Summit Indonesia 2022, di Nusa Dua, Bali, Senin kemarin. Ia mengatakan, selama tiga tahun ini, pemerintah mendorong usaha besar mau membesarkan usaha-usaha kecil dan usaha-usaha mikro agar mereka tidak tertinggal.
Pemerintah saat ini juga sudah mendorong pengusaha kecil dan mikro untuk masuk ke digital platform. Progresnya, saat ini sudah ada 19 juta dari 64 juta usaha kecil/usaha mikro yang masuk ke platform-platform digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Target kita nanti di tahun 2024, sudah mencapai di atas 30 juta. Artinya yang kecil-kecil jangan ditinggal," kata Jokowi, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (17/11/2022).
Strategi berikutnya yaitu hilirisasi industri. Jokowi menyampaikan, pemerintah Indonesia mulai menghentikan ekspor bahan mentah sehingga mendatangkan nilai tambah, meningkatkan pendapatan negara, hingga menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.
Lebih lanjut, strategi yang terakhir yakni berkaitan dengan ekonomi hijau. Menurutnya, potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sangat besar. Ada potensi sebesar 434 ribu megawatt baik dari hydro power, geothermal, solar panel, serta dari angin dan tidal wave.
"Inilah kesempaatan para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia, membawa investasi, teknologi karena memerlukan uang yang tidak sedikit untuk bersama-sama membangun ekonomi hijau di indonesia," lanjutnya.
Sebagai perwujudannya, lanjut Jokowi, RI telah menyiapkan 30 ribu hektar lahan di Kalimantan Utara untuk green industrial park yang nantinya akan didatangi berbondong-bondong investor untuk membangun produk-produk hijau dari indonesia.
Di mana, dekat kawasan tersebut terdapat sungai kayan yang dapat dimanfaatkan untuk hydro-power, bisa memproduksi energi bersih atau energi hijau sebesar 13 ribu megawatt.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, menyampaikan, pihaknya mendukung strategi besar Indonesia yang disampaikan Jokowi. Salah satu yang disorotinya yaitu soal hilirisasi.
Menurut Arif, hilirisasi industri sangat penting karena sektor Information and Communication Technology (ICT) adalah salah satu penyumbang angka impor komponen yang signifikan di Indonesia, khususnya untuk perangkat akses internet.
"Hilirisasi industri dapat dilakukan di sektor ICT dengan cara membangun industri elektronika. Sehingga Indonesia dapat menyuplai kebutuhannya dan masuk ke dalam global supply chain dengan barang produksi dalam negeri," kata Arif.
"Namun, jika masih memerlukan dukungan pengetahuan dan teknologi, Indonesia dapat menjalin kerja sama local-global dalam industri manufacturing elektronika," sambungnya.
Kemudian, menyangkut soal isu ekonomi hijau, Arif mengatakan, pihaknya melihat EBT sebagai harapan dari para penyelenggara jasa internet di Indonesia. Karena selama ini permasalahan ketersediaan listrik menjadi salah satu kendala dalam pembangunan infrastruktur konektivitas internet di Indonesia.
Adapun menyangkut digitalisasi, Arif memastikan, pihaknya sangat mendukung strategi besar digitalisasi UMKM onboarding platform digital. Penyelenggara jasa internet yang bernaung di dalam APJII tidak hanya berfokus pada penetrasi, tetapi juga edukasi kepada masyarakat maupun pelaku usaha UMKM agar keberadaan internet semakin memberi manfaat, serta mendukung peningkatan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat.
(zlf/zlf)