Badai PHK melanda startup. Terbaru adalah PHK di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan Ruangguru. Apakah badai PHK ini terus berlanjut?
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menjelaskan, PHK karyawan merupakan salah satu pilihan efisiensi perusahaan. Apalagi untuk startup yang sedang berkembang, dan di sisi lain kini menghadapi kesulitan mencari pendanaan baru. Sehingga, banyak startup berjatuhan dan tertatih untuk bertahan.
Namun, Heru mengatakan, PHK yang dilakukan GoTo memberikan tanda atau isyarat lain pada bisnis digital di Tanah Air. Sebab, selain decacorn, GoTo menyandang status perusahaan terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin memang ini adalah imbas merger dengan Tokopedia di mana ada duplikasi karyawan di beberapa bagian. Namun, tekanan saham GoTo juga bisa menjadi faktor bahwa perusahaan harus mulai efisien dan IPO bukanlah akhir dari perjalanan GoTo tapi bagaimana juga survive di tengah bisnis digital dunia yang melesu. Seperti Facebook, Twitter, Microsoft, Amazon, sudah juga melakukan PHK," terangnya kepada detikcom, Jumat (18/11/2022).
"Karena GoTo pun sudah PHK, ya otomatis, bubble bisnis digital di tanah air perlahan pecah dan mengikuti istilah global saat ini, Winter is Coming," sambungnya.
Menurutnya masa sulit akan menimpa bisnis digital di Tanah Air. Menurutnya, PHK yang terjadi pada GoTo menunjukkan tidak ada lagi yang kebal terhadap dampak lesunya bisnis digital global.
"Artinya, masa sulit akan mulai memasuki bisnis digital di tanah air. Tidak ada perusahaan digital, termasuk unicorn dan decacorn, yang kebal terhadap dampak kelesuan bisnis digital global. Yang bisa jadi ada kaitannya dengan ramalan bahwa 2023 akan jadi tahun berat, gelap dan resesi di mana-mana," terangnya.
Sementara, Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menilai, startup akan terus melakukan efisiensi hingga tahun depan. Sebab, startup dihadapkan pada sejumlah tekanan antara lain penurunan transaksi hingga masalah pendanaan.
"Namun efisiensi kan macam-macam, bisa pengurangan marketing budget, bisa mengurangi fitur produk, bisa penundaan ekspansi, dan juga bisa PHK," ujarnya.
Sebagai investor, pihaknya prihatin dengan adanya PHK ini. Namun, pihaknya memahami keputusan perusahaan melakukan pengurangan karyawan.
"Kami para investor meski prihatin dengan dampak PHK ke karyawan yang terdampak maupun ke ekonomi, dapat memahami mengapa PHK tersebut dilakukan, yaitu agar perusahaan tetap survive," ujarnya.
(acd/hns)