Keluarga Glazer mau menjual klub bola asal Inggris, Manchester United. Keluarga konglomerat ini telah memimpin MU selama 17 tahun, sejak 2005 silam. Informasi tersebut diumumkan melalui siaran resmi pada situs MU.
Lalu, siapa sebenarnya 'The Glazer'?
Glazer adalah salah satu keluarga konglomerat asal Amerika Serikat (AS). Dikutip dari Forbes, Rabu (23/11/2022), Keluarga Glazer menjadi keluarga terkaya di AS pada 2015, dengan kekayaan mencapai US$ 4,7 miliar atau setara Rp 73,8 triliun (Kurs Rp 15.700), pada masa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekayaan keluarga itu berasal dari aset properti dan real estate, serta olahraga. Klan Glazer membangun kekayaan real estat komersial melalui First Allied Corporation, yang saat ini memiliki ruang pusat perbelanjaan premium dengan luasan lebih dari 6,7 juta kaki persegi di seluruh AS. Namun, yang membuat keluarga Glazer lebih dikenal adalah kepemilikan tim olahraga mereka.
Keluarga ini memiliki sejarah panjang di dunia olahraga. Malcom Glazer membeli Tampa Bay Buccaneers pada tahun 1995 seharga US$ 192 juta. Di mana kini tim tersebut bernilai lebih dari US$ 1,2 miliar. Tidak hanya itu, pada 2021 Avram Glazer membeli tim di liga kriket Uni Emirat Arab Twenty20.
Sedangkan untuk Manchester United sendiri, keluarga tersebut membeli klub itu pada 2005 silam seharga US$ 1,4 miliar atau setara Rp 21,98 triliun bila dihitung kurs saat ini. Dengan melonjaknya nilai tim sepak bola, keluarga Glazer telah menjual saham di tim bersejarah tersebut. Pada 2012, keluarga Glazer menjual 10% kepemilikan mereka dalam bentuk saham, dan menjual lebih banyak saham di tahun-tahun berikutnya.
Joel dan Avram mengambil alih kepemimpinan MU sehari-hari setelah ayah mereka Malcolm menderita stroke pada April 2006. Miliarder Malcolm meninggal di usia 85 tahun pada 2014.
Di sisi lain, sepanjang sejarah Klan Glazer menaungi MU, para penggemar terus melayangkan protes. Dikutip dari Mirror, salah satu alasannya lantaran MU berhutang lebih dari £ 500 juta atau setara Rp 9,3 triliun dan mengeluarkan biaya lebih dari £1 miliar atau Rp 18,6 triliun untuk layanan (kurs Rp 18.600). Glazers juga mengambil jutaan dividen setiap tahun dan menyalurkan sedikit uang ke dalam klub.
Tidak hanya itu, mantan striker MU, Cristiano Ronaldo juga sempat mengklaim bahwa Glazer tidak peduli dengan prestasi klub tersebut dan hanya mementingkan keuntungan finansial.
Dalam beberapa tahun terakhir, protes terhadap kepemilikan Glazer menjadi lebih lazim dan sengit, dengan para penggemar membobol Old Trafford dan memaksa penundaan pertandingan melawan Liverpool pada Mei tahun lalu menjadi puncak gunung es.
Hingga akhirnya, pada Selasa malam kemarin, klub asal Inggris itu mengumumkan bahwa Dewan Direksi klub siap mencari alternatif strategis baru bagi klub. Di antaranya, klub akan terbuka untuk investasi dan penjualan klub.
MU menjadi klub Liga Inggris terbaru yang dipasarkan, menyusul penjualan Chelsea ke konsorsium yang dipimpin oleh Todd Boehly awal tahun ini, sementara Liverpool juga baru-baru ini dijual oleh pemiliknya Fenway Sports Group.
Agaknya ledakan nilai para klub Liga Premier itu telah menggoda keluarga Glazer untuk mencari investasi baru, dengan Chelsea mengambil £ 2,85 miliar di awal atau setara Rp 53,01 triliun. The Glazers sendiri telah menunjuk perusahaan yang sama, Raine Group, seperti yang dipilih Chelsea, untuk mengawasi penjualan tersebut.
(zlf/zlf)