Sukses di KTT G20, Luhut Kepikiran RI Punya Lembaga 'Pawang Hujan'

Sukses di KTT G20, Luhut Kepikiran RI Punya Lembaga 'Pawang Hujan'

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 25 Nov 2022 09:57 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bercerita tentang teknologi modifikasi cuaca (TMC) saat gala dinner KTT G20 di ruang terbuka Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Bali. Acara berlangsung sukses tidak turun hujan meski tanpa pakai pawang.

Luhut yang juga Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20, menyebut TMC merupakan teknik sains dan teknologi yang dipadukan dengan harapan serta doa berbagai pihak. Hal itu dilakukan di bawah pimpinan pakar yakni Dr. Tri Handoko Seto.

"Seperti yang kita saksikan bersama, cuaca cerah ketika Gala Dinner KTT G20 menjadi buah manis dari kerja keras tim TMC yang dipimpin Dr. Seto," kata Luhut di akun Instagram pribadinya, dikutip Jumat (25/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bawah pimpinan Dr. Seto, tim TMC didukung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI Angkatan Udara (AU), dan Kementerian PUPR. Atas kesuksesan memodifikasi cuaca di gala dinner KTT G20, Luhut menyampaikan terima kasih kepada mereka.

Luhut pun terpikir jika Indonesia memiliki lembaga khusus yang menaungi TMC. Pasalnya menurutnya, teknologi itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti mengatasi kebakaran hutan, mengairi waduk sebelum kemarau, hingga mengatasi kekeringan.

ADVERTISEMENT

"Saya sampai pada satu kesimpulan bahwa sains dan teknologi sebesar ini, perlu memiliki lembaga khusus yang menaungi TMC karena saya dengar dari pemaparan beliau (Dr. Seto), negara lain seperti Thailand punya lembaga khusus TMC dengan pertanggungjawaban kepada Raja," jelas Luhut.

"Sebagai manusia, tugas kita hanya bekerja, hasilnya bukanlah kuasa kita. Semoga ke depan bangsa Indonesia bisa semakin menguasai teknologi ini," tambahnya.

Pasalnya butuh anggaran besar yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan operasi TMC. Luhut mencontohkan pada saat gala dinner KTT G20, ada 4 pesawat dari TNI AU yang ditugaskan berbekal suplai data dari BMKG terkait titik mana saja yang berpotensi hujan.

Butuh kecermatan serta perhitungan matang untuk mengetahui ketebalan awan dan berapa jumlah garam yang harus ditabur. Luhut menyebut saat itu ada 11 penerbangan yang membawa 29 ton garam untuk modifikasi cuaca.

"Bisa dibayangkan berapa besar anggaran yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan operasi ini," ucap Luhut.

[Gambas:Instagram]



(aid/ara)

Hide Ads