Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mewanti-wantI inflasi akan meningkat di akhir tahun karena berbagai faktor. Pertama, meningkatnya permintaan bahan pangan dan kenaikan harga sejumlah komoditas.
Selain itu, Margo mengatakan yang perlu diwaspadai juga bencana alam yang terjadi di sentra produksi pangan. Hal itu dinilai bisa mengganggu pasokan bahan pangan.
"Hati-hati di Desember 2022. Catatan tren data mengenai kondisi penyebab inflasi ini karena ini musiman, selain itu sisi supply karena permintaan tinggi pada perayaan hari raya natal," jelasnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi dan Percepatan Realisasi Belanja Daerah, di Kemendagri, Senin (5/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Serta bencana alam di sentra produksi yang dapat mengganggu pasokan komoditas, sehingga menambah tekanan inflasi di akhir tahun,"tambahnya.
BPS juga menggambarkan apa saja komoditas yang menyumbang inflasi di akhir tahun pada tahun-tahun sebelumnya. Seperti pada 2019 pada akhir tahun inflasinya meningkat 0,34% penyebabnya telur, ayam ras, tarif angkutan, bawang merah, dan minyak goreng serta tarif kereta api.
"Tahun 2020, juga sama dibandingkan dengan November tahun sebelumnya, inflasi kurang lebih mirip akibat cabai merah, telur ayam, angkatan dan daging ayam. Tahun 2021, juga sama cabai rawit, minyak goreng, tarif angkutan, telur ayam dan daging ayam," jelasnya.
Melihat hal itu, BPS mendorong agar ditingkatkan upaya untuk mencegah atau mengendalikan inflasi di bulan Desember 2022.
"Kalau kita bisa mencegah dari sekarang untuk memasok suplai, karena permintaan dipastikan tinggi. Kita sama sama menjaga inflasi Desember tidak terlalu tinggi, memang ini faktor musiman. Tetapi harapannya tidak terlalu tinggi," jelasnya.
Margo merilis, bahwa inflasi November 2022 mencapai 5,42% secara year on year. Sementara inflasi bulanan pergerakan harga di angka 0,09%, sedangkan inflasi secara year to date atau tahun kalender di angka 4,82%.
Meski diharapkan bisa terkendali, tetapi tidak bisa dihindari bahwa inflasi secara keseluruhan diprediksi akan melebihi target pemerintah. Margo menjelaskan hal ini seperti dengan kondisi sejak 2018 hingga 2021.
"Pada tahun 2022, inflasi sampai dengan November telah melampaui batas target atas target inflasi pemerintah. Inflasi nasional sampai dengan akhir tahun 2022 kemungkinan besar akan tetap di atas target inflasi pemerintah," ungkapnya.
"Jika dilihat secara kewilayahan, kabupaten/kota, inflasi 77 dari 9- kabupaten/kota IDK telah diatas target pemerintah. Provinsi, inflasi gabungan kabupaten/kota di 30 provinsi telah di atas target pemerintah," tutupnya.
(ada/zlf)