Kementan Mau Pasok Bulog Beras 600 Ribu Ton, Buwas: Cuma Ada 166 Ribu Ton

Kementan Mau Pasok Bulog Beras 600 Ribu Ton, Buwas: Cuma Ada 166 Ribu Ton

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 07 Des 2022 16:50 WIB
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso rapat di Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022).
Dirut Perum Bulog Budi Waseso/Foto: Dok. Bulog
Jakarta -

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkap berdasarkan pengecekan timnya di lapangan, tidak ada pasokan 600 ribu ton yang dijanjikan oleh Kementerian Pertanian. Pria yang sering disapa Buwas itu mengatakan, hanya ada sebanyak 166 ribu ton.

"Ini menjadi pertanggungjawaban saya sebagai Dirut menjalankan perintah, perintahnya apa? Dari rakortas di mana saya harus memasok hingga akhir tahun 2022 minimal 1 juta ton. Sedangkan tambahan yang bisa kita adakan dengan segala cara fleksibilitas komersil cuma 166 ribu ton," tutur Buwas dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12/2022).

Kemudian, penjelasan itu dipotong oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin yang mempertanyakan, mengenai janji Kementan yang memasok 600 ribu ton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi nggak sampai 600 ribu ton?" tanya Sudin.

"Tidak pak, tidak ada," jawab Buwas.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan itu, Dirjen Tanaman Pangan Suwandi juga melakukan interupsi. Ia meminta penjelasan dari Buwas, bagaimana dengan harga beras yang bisa dibeli oleh Bulog.

"Harganya gimana pak? Tugas bapak kan menyerap bukan mengecek. Setelah kemudian ada barangnya, ditawari harga pasar ada nggak? Jangan sampai di cek, tugasnya kan membeli, menyerap bukan mengecek," ujar Suwandi.

Buwas menjawab bahwa pihaknya harus mengecek terlebih dahulu data yang disampaikan Kementan, sebelum akhirnya membeli. "Justru itu saya maunya beli beras pak, terima beras bukan data. Saya harus cek berasnya ada apa nggak. Kecuali berasnya dikirim ke saya," tuturnya.

Ia juga menegaskan, ada perbedaan data beras yang disampaikan ke Bulog dengan penggilingan. Buwas mencontohkan di salah satu penggilingan tercatat oleh Kementan ada stok sebanyak 30 ribu ton, sementara saat dicek Bulog hanya ada 3 ribu ton.

"Di lapangan, tidak ada barang sebanyak itu. Itu yang menyaksikan Satgas Pangan, direkam, kita lakukan betul-betul investigasi di lapangan," ungkap Buwas.

Buwas mengatakan, jika stok berasnya ada di penggilingan, dipastikan Bulog akan membelinya untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP). Sementara setelah dicek ke penggilingan, stok beras tidak ada. Tidak seperti data yang dikirimkan Kementan ke Bulog.

"Jadi kalau bilang 600 ribu ton, dari mana gitu pak? Barangnya nggak ada. Kalau ada saya beli, sampai hari ini kontrak sampai Desember pada penggilingan sebagian besar yang datanya sama persis 1.000% hanya 166 ribu ton," tutupnya.

Sebelumnya Kementan memang telah memberikan data kepada Perum Bulog berkaitan dengan penggilingan yang mampu memasok stok beras sebanyak 600 ribu ton. Data itu disampaikan melalui surat yang disertai data pasokan.

"Menindaklanjuti kesimpulan Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Eselon I Kementerian Pertanian, Kepala Badan Pangan Nasional, Direktur Utama Perum Bulog, dan Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/Holding Pangan/ID FOOD dengan Komisi IV DPR RI pada tanggal 23 November 2022, bersama ini kami sampaikan data kesiapan penggilingan di 24 provinsi memasok beras ke Bulog sebesar 610.632 ton berlaku hingga akhir Desember 2022," tulis surat dari Dirjen Tanaman Pangan kepada BUlog, 30 November 2022.




(ada/zlf)

Hide Ads