Harta Orang Kaya di AS Lenyap hingga Rp 6.200 T, Kok Bisa?

Harta Orang Kaya di AS Lenyap hingga Rp 6.200 T, Kok Bisa?

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 12 Des 2022 08:24 WIB
ilustrasi orang kaya
Ilustrasi orang kaya (Foto: Getty Images/acilo)
Jakarta -

Harta orang kaya di Amerika Serikat (AS) tiba-tiba mengalami penurunan yang cukup signifikan. Federal Reserve mencatat harta taipan negeri paman sam lenyap hingga US$ 400 miliar atau setara Rp 6.240 triliun (kurs Rp 15.600).

Mengutip dari CNN, Senin (12/12/2022) saat ini total kekayaan orang kaya di AS menjadi US$ 143,3 triliun. Catatan ini terakhir pada kuartal III-2022. Kemudian, kepemilikan saham juga menurun US$ 1,9 triliun.

Bukan kuartal ini saja terjadi penurunan harta kekayaan konglomerat AS. Kuartal II-2022 kemarin, harta orang kaya AS menurun hingga US$ 6 triliun. Penurunan itu jadi karena anjloknya nilai saham pada saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anjloknya harga saham juga menjadi penyebab penurunannya harta orang kaya di AS. Misalnya saja, indeks saham S&P 500 turun 5,3% selama kuartal III.

Meski terjadi penurunan pada kepemilikan saham, orang kaya di AS tampaknya lebih memilih untuk mengamankan uangnya ke instrumen investasi lainnya. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kepemilikan properti atau real estate sebesar US$ 7 miliar.

ADVERTISEMENT

Harga rumah-rumah di AS sendiri mengalami sedikit kenaikan 0,1% dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini menurut Indeks Harga Rumah oleh Badan Keuangan Perumahan Federal.

Penurunan kekayaan saat ini merupakan perubahan haluan dari kenaikan kuat yang dimulai pada pertengahan 2020. Kekayaan bersih orang kaya di AS mencapai US$150,1 triliun pada kuartal terakhir tahun lalu tetapi kemudian menurun selama tiga kuartal berturut-turut.

Kekhawatiran akan kondisi ekonomi ke depan juga dirasakan oleh masyarakat AS. Hasil survei yang dibuat oleh CNN, masyarakat AS sebagian besar khawatir kondisi keuangan akan lebih buruk dari tahun ini.

"Sepertiga mengatakan mereka berada dalam kondisi keuangan yang hampir sama. Hanya 16% yang mengatakan keadaan mereka sekarang lebih baik," tulis survei tersebut.

Hasil survei terbaru, sekitar 93% mengatakan bahwa mereka agak khawatir dengan biaya hidup saat ini. Kemudian, 63% mengatakan mereka sangat prihatin akan kondisi keuangan saat ini. Lalu, 30% mengatakan keuangan telah stabil. Hanya 17% yang mengatakan kondisi ekonomi membaik.

(ada/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads