Anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), yakni PT Krakatau Pipe Industries (KPI), mencetak rekor produksi pipa baja berukuran diameter 2 inchi hingga 2 meter pada 2022. Lonjakan produksi tersebut sejalan dengan peningkatan permintaan pipa baja domestik untuk berbagai segmen usaha.
Berdasarkan data, produksi perseroan pada Juli 2022 dan pengapalan (shipment) pada September 2022 sudah mencapai 15 ribu ton per bulan. Dalam tiga tahun mendatang, KPI membidik target produksi sebanyak 10 juta ton. Padahal KPI sempat merugi selama 7 tahun.
"Di awal pandemi kami banyak terkejut dengan kondisi, karyawan terpapar covid, produksi berhenti, pengapalan tidak berjalan, pelabuhan stop operasi dan lain lain, tapi kita tidak tinggal diam, terus melakukan berbagai strategi," ujar Direktur Komersial PT KPI Denny Prasetya dalam keterangannya, Selasa (13/12/2022).
Sementara itu, Direktur Keuangan PT KPI , Eddy Rukman, mengatakan perusahaan sempat mengalami sejumlah kendala dan mengakibatkan banyak pekerjaan dan pembayaran tertunda.
"Pada waktu itu, misalnya barang udah siap, udah mau shipment, di sana lockdown, atau misalnya lagi, barang udah kita produksi, project ditunda. Artinya cash flow yg keluar masuk terhambat, penerimaan uang jadi mundur," papar Eddy.
Eddy mengungkap jurus terbaik perusahaan mencetak profit. "Kuncinya adalah efisiensi yg massif dan improvement di segala bidang, Alhamdulilah 3 tahun ini selalu profit", demikian Eddy menjelaskan.
Eddy Rukman juga memaparkan data di tahun 2018 mereka meraih revenue US$ 8,7 juta, di tahun 2019 revenue US$ 5 juta dan di 2022 revenue sekitar Rp 2,5 triliun. Untuk menghadapi tahun 2023 mereka tetap optimis. Dengan skenario resesi pun diantisipasi adanya penurunan permintaan sekitar 10 persen.
Bahkan dengan pembangunan konstruksi dan infrastruktur di ibu kota negara baru atau di lahan migas, mereka optimis banyak kebutuhan untuk pipa baja , misalnya untuk pelabuhan, pipa air dan jembatan. Bahkan dunia migas sejak 2020 market bergairah justru banyak project migas baru misalnya dari Pertamina dan Medco yang melakukan pemesanan.
(fdl/fdl)