Sepanjang 2022 Indonesia dihadapkan pada fenomena badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor startup. Tantangan bisnis yang terjadi belakangan dan pelemahan ekonomi global membuat lebih dari 20 perusahaan besar mengurangi karyawan.
Terbaru e-commerce JD.ID mengumumkan PHK menimpa 30% atau sekitar 200-an karyawan. Ini merupakan perampingan kedua setelah Mei 2022 perusahaan juga melakukan PHK terhadap sejumlah pekerjanya.
"Efektif per hari ini kami menutup layanan www.elevenia.co.id. Terima kasih telah menjadi mitra kami selama ini," tulis pengumuman yang terpasang dalam laman resmi tersebut, dikutip Kamis (15/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Startup lain yang sudah lebih dulu melakukan PHK adalah SIRCLO mengurangi 8% karyawan, Ruangguru mengurangi ratusan karyawan, SiCepat mengurangi 360 karyawan, Zenius mengurangi 800 karyawan, LinkAja mengurangi 200 karyawan, Mamikos dan Lummo kurangi 100 karyawan, serta Pahamify umumkan PHK pada Juni 2022.
Kemudian Sayurbox melakukan PHK terhadap 5% karyawannya. Hal itu dilakukan sebagai langkah perusahaan untuk tumbuh berkelanjutan dalam jangka panjang di tengah tantangan makro ekonomi global.
Lalu perusahaan rintisan di bidang investasi Ajaib melakukan PHK kepada 67 karyawan, serta platform perdagangan aset kripto Tokocrypto mengurangi 45 orang karyawan. Berlanjut di Oktober 2022, startup edutech Binar Academy juga PHK 20% karyawannya.
Startup sekelas Shopee dan GoTo juga melakukan PHK.
PHK GoTo
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengumumkan perampingan terhadap 1.300 karyawan per 11 November 2022. Jumlah itu setara dengan 12% dari total karyawan di semua negara tempat perusahaan beroperasi yakni di Indonesia, Singapura, Vietnam dan Thailand.
Perusahaan menegaskan bahwa karyawan yang terdampak akan memperoleh paket kompensasi sesuai peraturan dan perundang-undangan di tiap negara di mana GoTo beroperasi. Sejumlah dukungan finansial juga diberikan antara lain berupa tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice in-lieu).
"Keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya Perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang," tulis perusahaan.
PHK Shopee
Shopee Indonesia juga menjadi salah satu perusahaan yang melakukan PHK karyawan. Pelepasan karyawan dilakukan pada 19 September 2022 dan dikabarkan cukup banyak yang terdampak.
Keputusan Shopee PHK karyawan itu disebut merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah perusahaan melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit," kata Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira.
Terlepas dari itu, Shopee Indonesia berkomitmen memberikan dukungan bagi karyawan yang terdampak dari kebijakan ini. Pesangon diberikan sesuai aturan perundang-undangan plus 1 bulan gaji.
Startup gulung tikar, baca halaman berikutnya
Usaha Gulung Tikar Disertai PHK
Tahun 2022 tidak hanya dibanjiri PHK, melainkan juga perusahaan yang gulung tikar karena bisnisnya dianggap sudah tidak berjalan baik. Kenyataan pahit itu tentu membuat pegawainya terdampak hingga kehilangan pekerjaan.
Terbaru Elevenia mengumumkan menutup total layanan marketplace per 1 Desember 2022. Pengumuman itu terpasang langsung di laman resmi elevenia.co.id.
Kemudian GrabKitchen, tutup layanan di Indonesia per 19 Desember 2022. Akibat itu karyawan diberi dua pilihan yakni mau di-PHK atau ditawarkan untuk bekerja di posisi dan divisi lain di Grab Indonesia.
Lalu Bananas Indonesia juga dengan berat hati menyampaikan harus berhenti beroperasi per Oktober 2022. Padahal startup yang menjual buah-buahan dan sayuran secara online itu baru beroperasi pada Januari 2022.
"Dari lubuk hati yang terdalam, kami ingin terus melayani pelanggan setia kami. Namun, setelah beroperasi selama berbulan-bulan sambil terus melakukan eksperimen dengan berbagai bagian bisnis, kami tidak dapat melihat bagaimana unit ekonomi dapat bekerja," kata manajemen dikutip dari Instagram resminya.
Hal itu juga otomatis membuat para karyawan mengalami PHK. Tak disebutkan berapa jumlahnya, namun dalam pengumuman tersebut, startup itu menekankan membantu para karyawan terbaiknya yang terdampak untuk bisa mendapatkan tempat baru dalam kondisi transisi seperti ini.
"Kita juga sedang bekerja bersama jaringan, teman, dan kolega di industri untuk bisa menempatkan para talenta terbaik kita untuk bisa mendapatkan tempat baru di masa transisi seperti ini," lanjut manajemen Bananas.
Startup di sektor agritech, PT Tani Hub Indonesia juga melakukan penutupan dua gudang di Bandung dan Bali yang mengakibatkan sejumlah karyawan kena PHK pada Maret 2022. TaniHub juga menutup layanan B2C dan fokus di B2B.
Selang 2 bulan kemudian tepatnya 30 Mei 2022, platform game dan turnamen Mobile Premier League (MPL) juga menutup operasional di Indonesia. Penutupan itu berimbas pada PHK karyawan 100 orang atau 10% dari total pekerjanya secara keseluruhan.
Apa penyebab PHK, baca halaman berikutnya
Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir mengungkapkan faktor yang menyebabkan banyak startup melakukan PHK dalam kurun waktu 1 tahun. Faktor pertama adalah dari sisi eksternal dampak perang Rusia-Ukraina seperti kenaikan suku bunga dan inflasi.
"Ada faktor perang di awal 2022 dan terjadi kenaikan suku bunga untuk penanganan inflasi. Kenaikan suku bunga ini mempengaruhi cost of capital yang terjadi di pasar," kata Pandu dalam keterangan tertulis, Selasa (6/12/2022).
Faktor kedua adalah ekspektasi yang tinggi dari investor setelah melihat siklus bisnis atau business cycle yang terjadi dengan sangat cepat bagi perusahaan, khususnya sektor teknologi ketika momentum pandemi COVID-19.
"Ini bisnis cycle yang amat cepat. Saat tahun 2020 terjadi pandemi, suku bunga menurun, pemerintah membantu dan banyak tumbuh perusahaan teknologi karena banyak shifting dari offline to online. Banyak perusahaan teknologi berkembang lebih cepat dari yang diharapkan selama 2020 sampai 2021," lanjutnya.
Pandu pun membantah kalau besarnya gaji talenta digital startup sebagai biang kerok terjadinya badai PHK, karena SDM bukan menjadi pengeluaran terbesar perusahaan startup. Besarnya gaji yang diberikan itu adalah sebuah tren untuk mendapat talenta terbaik di beberapa tahun lalu dan tahun ini sudah semakin menurun.
Faktor ketiga terjadinya badai PHK di startup adalah karena beberapa tahun lalu perusahaan banyak melakukan bakar uang sebagai strategi mendapatkan pasar yang besar.
"Anggaran perusahaan terbesar bukan di sumber daya manusia. Banyak perusahaan kini refocus pada bisnis mereka dan mengurangi burning cost; entah itu di marketing cost, business processing cost, semuanya itu dikurangi secara signifikan," ucap Pandu.
Lebih lanjut, kata Pandu, tahun 2023 akan mengubah bentuk startup setelah badai PHK ini. PHK telah mengajarkan perusahaan fokus kepada bisnis mereka dan mengutamakan mengejar profit alih-alih mengejar pasar yang luas (market share).
"Saya optimis pada 2023 karena banyak reshaping dari sisi industri. Mungkin akan ada yang merger, konsolidasi, dan pemenang dari ini akan jadi ultimate winner 5-10 tahun ke depan. Untuk perusahaan startup baru kemungkinan kualitas di 2023 bisa sangat bagus karena kualitas founder sudah berpikir bukan market share, tapi cari solusi yang pas dengan capital yang tidak terlalu besar," pungkasnya.
Simak Video "Menkominfo soal Badai PHK di Perusahaan Teknologi"
[Gambas:Video 20detik]
(aid/zlf)