Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau kesiapan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022-2023 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Budi melihat perkembangan positif dari peningkatan jumlah penerbangan yang sudah mencapai 1.040.
"Dari report, kemarin dan hari ini sudah melampaui 1.000 flight, 1.040, dan hari ini mungkin lebih dari itu. Ini suatu kebangkitan penerbangan di Indonesia karena biasanya maksimal itu 1.200 lah, jadi nearly 90%. Ini suatu mandat dari Pak Presiden agar konektivitas ini berjalan dengan baik," katanya, di Umroh Lounge, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (23/12/2022).
Dalam kunjungannya itu, Budi Karya juga sempat melakukan serangkaian inspeksi layanan dan keamanan di beberapa titik bandara, salah satunya ground handling, yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap penumpang berikut bagasi, kargo, pos, peralatan bantu pergerakan pesawat di darat selama berada di bandar udara.
"Saya minta kepada AP (Angkasa Pura) II dan stakeholder untuk meningkatkan jumlah peralatan dan pekerja di sana karena delay maupun keterlambatan pengambilan barang itu terutama dari situ," katanya.
Cek Lounge Umrah
Budi juga mengaku, hari ini dirinya secara khusus datang ke lounge umroh salah satunya dikarenakan keluhan yang sebelumnya dilayangkan oleh para jemaah umrah atas permasalahan layanan di Terminal 3 yang tidak mampu menampung jumlah jemaah umrah.
"Oleh karenanya dua hal yang kita lakukan dan AP II lakukan pertama, memindahkan sebagian penerbangan internasional ke terminal 2F, tapi belum maksimal, baru 40 flight. Harapannya sampai 70 flight," ujar Budi Karya.
Langkah kedua yang dilakukannya dengan memberikan lounge khusus untuk para jemaah tersebut. Ia pun menghimbau kepada Direktur Utama AP II agar para travel agent umrah dapat memanfaatkan lounge ini.
Budi Karya juga mengatakan, ramp check juga sudah dilakukan. Satu hal yang menurutnya masih belum dapat diatur secara maksimal ialah menyangkut manajemen slot penerbangan. Pasalnya, para penerbangan kebanyakan memaksimalkan layanan pada golden time pagi dan sore hari, hingga menimbulkan antrean saat take off dan landing di jam-jam tersebut.
"Oleh karena itu, kita akan batasi walaupun itu golden time, ada maksimal per jam itu berapa supaya mereka spread ke siang atau mereka tidak menginapnya tidak di Jakarta. Menginap di Medan, sampai sini pagi, baru," katanya.
Budi Karya juga menghimbau kepada para maskapai untuk tidak memasang tarif yang tinggi. Hal ini pun telah disampaikan secara langsung oleh Budi, serta melalui surat resmi oleh Dirjen Perhubungan Udara.
Demi memaksimalkan produktivitas bandara-bandara di Tanah Air, Budi Karya juga telah meminta AP I, AP II, serta bandara di bawah naungan Dirjen Perhubungan Udara agar jam kerja bisa ditambah alias bandara buka sampai malam.
"Sehingga mereka bisa take off landing malam, pulang ke tempat menginap itu bisa malam. Yang tadinya 12 jam, bisa 15 jam, bahkan 18 jam. Maksimalkan bandara semaksimal mungkin," ucapnya.
(ara/ara)