Konsultan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) yang juga pakar perencana keuangan Andry Harianja mengungkapkan fakta kalau harga rumah tidak pernah naik setiap tahunnya. Fakta ini dilihatnya dari sudut pandang investasi emas.
"Itu adalah bias kognitif untuk jebakan marketing," ujar Andry dalam acara d'Mentor detikcom, Kamis (23/12/2022)
Andry menjelaskan kenaikan harga rumah karena dilihat dari perspektif nilai tukar rupiah. Turunnya nilai rupiah mengakibatkan harga rumah yang naik.
"Salah satu contohnya begini kalau kita melihat dari perspektif rupiah memang harga rumah naik, kenapa? karena nilai tukar rupiah semakin lama-semakin turun bisa kita bandingkan dengan dolar, dulu harga dolar 8 ribu sekarang 15 ribu artinya apa, artinya nilai tukar rupiah turun makanya ketika kita beli rumah membutuhkan lebih banyak rupiah untuk membeli rumah," ujarnya
Menurut Andry apa yang dilakukan oleh marketing properti untuk memanipulasi pembeli. Sehingga mereka segera membeli rumah tersebut.
"Faktanya harga rumah itu tidak naik atau tidak separah Senin harga rumah naik, masa setiap Senin harga rumah naik?," ujarnya
Andry mengatakan kalau membeli rumah dari sudut pandang investasi emas. Harga rumah tidak naik, melainkan stagnan di harga tersebut.
"Kenaikan harga rumah naik karena kita memandang dari sudut pandang rupiah tapi kalau kita memandang dari sudut pandang emas atau investasi harga rumah itu stagnan aja karena instrument investasi ini bisa mengejar salah satu contoh yang paling gampang emas. Kalau kita membeli rumah dengan emas tahun 2000, dengan 500 gram (emas) cukup? Nah sekarang, rumah yang sama bisa enggak dibeli 500 gram emas? bisa. Ada enggak rumah 500 juta sekarang ? ada. Dulu tahun 2000 harga emas itu cuma 80 ribuan sekarang harga emas udah satu juta," tutupnya.
Saksikan Juga Obrolan Selengkapnya d'Mentor: Drama KPR
