Layanan taksi di Bandara Halim Perdanakusuma viral di media sosial. Salah satu netizen mengeluhkan tarif taksi yang tinggi, dan terbatasnya pilihan moda transportasi.
Utas ini awalnya diunggah oleh akun Twitter @sylvkartika. Ia menyebut hanya ada tiga opsi kendaraan di sana, yaitu taksi Puskopau, Grab Puskopau, dan Gojek Puskopau. Menurutnya semua yang ada di Puskopau sudah di-mark-up harganya, lalu diminta membayar biaya tambahan atau surcharge.
"Blue Bird Nggak ada. Semua yang ada Puskopau ini harganya mark-up. HLP-rumah gue itu kisaran Rp 60-an ribu-Rp 80-an ribu. Grab gue (harganya) Rp 118 ribu. Udah gitu penumpang disuruh bayar lagi surcharge Rp 15 ribu," tulisnya di akun Twitter @sylvkartika, dikutip Selasa (27/12/2022). detikcom telah mendapatkan izin untuk mengutip utasnya.
Ia menyebut hal ini sebagai praktek premanisme secara harfiah. Masyarakat dipaksa membayar mark-up harga taksi dan surcharge, lalu membayar maskapai yang sudah termasuk layanan bandara.
"I dont know artinya premanisme secara harfiah. Tapi ini masyarakat kaya dipaksa bayar dari segala sisi, bayar mark-up harga taksi, bayar surcharge lagi. Kita juga bayar maskapai yang sudah termasuk service bandara," jelasnya.
Jika memang tujuannya untuk perawatan bandara, harusnya dibebankan ke harga total service ke maskapai, lalu maskapai membebankan ke penumpang.
Sylvi juga menyinggung soal adanya monopoli. Ia mempertanyakan kenapa layanan transportasi lain seperti Bluebird tidak diizinkan masuk.
"Blue Bird kenapa nggak boleh masuk? Lalu kenapa semua hal harus di-surcharge, you got money from maskapai, terus itu gimana? Kenapa kita disuruh bayar another fees?," tanyanya.
Ia membandingkan kondisi di Halim Perdanakusuma dengan di Bandara Soekarno-Hatta. Meski surcharge juga berlaku di Bandara Soekarno-Hatta, namun masih ada taksi Blue Bird dengan harga normal.
Simak juga Video: Sandiaga Berharap Sopir Bluebird Pelaku Catcalling WNA Rusia Tak Dipecat