Dewi Kam masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Dikutip dari Forbes disebutkan wanita berusia 72 tahun ini fokus pada bisnis batu bara yaitu terlibat dalam Bayan Resources.
Dia merupakan salah satu orang yang merasakan keuntungan akibat naiknya harga saham Bayan Resources pada tahun 2022 di tengah krisis global yang sedang melanda.
Dewi saat ini merupakan pemilik perusahaan PT SSP dan bermitra dengan PT Bosowa Energi di proyek PLTU Jeneponto di Sulawesi Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya diberitakan naiknya harga saham Bayan Resources ini membuat kekayaan Low Tuck Kwong melejit sepanjang tahun.
Jika ditarik dari awal tahun ini yakni pada 3 Januari 2022, harga saham BYAN tercatat masih Rp 26.200. Kini per 26 Desember 2022 pukul 14:00, harga saham BYAN adalah Rp 19.600.
Namun pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 17 November lalu disetujui bahwa perseroan melakukan stock split 1:10. Artinya, harga saham BYAN yang saat itu Rp 94.500 menjadi Rp 9.450 setelah stock split.
Langkah ini diambil karena saham BYAN dinilai terlalu tinggi, sehingga ditakutkan konsumen kehilangan minat membeli. Seandainya stock split tidak dilakukan, maka harga saham BYAN saat ini mencapai Rp 196.000.
Dari pertumbuhan saham inilah Low Tuck Kwong mengumpulkan pundi kekayaan. Lantas, seberapa besar pertumbuhan saham BYAN?
Jika tanpa stock split maka kenaikan saham BYAN dari 3 Januari hingga hari ini mencapai 653%. Low Tuck Kwong sendiri tercatat memegang saham BYAN sebanyak 2.031.157.287 lembar. Bisa dibayangkan berapa keuntungan Low Tuck Kwong dari kepemilikan saham di BYAN.
Tonton juga Video: Cara Orang-orang Terkaya di Dunia Hadapi 'Hari Kiamat'