Brutal! Bos OJK Cerita 'Runtuhnya' Bursa Eropa di Akhir 2022

ADVERTISEMENT

Brutal! Bos OJK Cerita 'Runtuhnya' Bursa Eropa di Akhir 2022

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 02 Jan 2023 11:06 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan paparan pada pertemuan The 4th Indonesia Fintech Summit yang diprakarasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BI, AFTECH, dan AFPI di Bali, Kamis (10/11/2022). OJK bersama pemerintah dan pelaku industri finansial teknologi berkomitmen terus mendukung peran industri fintech dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung stabilitas keuangan nasional serta memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat pengguna layanan fintech serta ekosistemnya. ANTARA FOTO/HO/Humas OJK/wpa/tom.
Foto: ANTARA FOTO/HUMAS OJK
Jakarta -

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan bursa efek di Eropa mengalami pukulan yang sangat brutal di akhir tahun 2022. Dia bercerita dari laporan di salah satu media keuangan internasional menggambarkan kengerian yang terjadi di pasar modal Eropa.

Mahendra mengatakan suasana penutupan bursa saham di Eropa di 30 Desember 2022 ditutup sangat rendah. Kondisi ini jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia.

"Salah satu media keuangan internasional yang gambarkan suasana penutupan bursa saham Eropa di 30 Desember 2022 berjudul 'European Stocks Lower, Ending a Brutal Year on the Weak Now'. Ini sangat jauh berbeda dari suasana yang kita alami 3 hari lalu saat kita menutup Bursa Efek Indonesia di 2022," papar Mahendra saat membuka perdagangan saham 2023, disiarkan virtual, Senin (2/1/2023).

Dia melanjutkan pasar modal di Eropa secara brutal mendapatkan pukulan telak karena kondisi ekonomi dihantam imbas perang di Ukraina, inflasi tinggi, dan kebijakan moneter yang ketat.

"Kenapa brutal? Karena the Pan European Stock 600 indeksnya turun 12%. Artinya ini terjelek sejak 2018 dan artinya lagi bahkan lebih jelek dari saat pandemi 2020 2021," kata Mahendra.

Tidak sampai di situ saja, tahun baru 2023, kata Mahendra juga akan menjadi tahun yang rumit untuk ekonomi dan pasar modal Eropa. Karena bank sentral Eropa telah menegaskan akan terus menaikkan suku bunga dalam waktu dekat untuk melanjutkan perjuangan melawan inflasi. Zona Eropa, katanya, serang menuju penurunan tajam pada ekonominya di awal tahun ini.

"Tahun baru ini mereka masuk ke kelesuan berat, sementara Bank of England (Bank sentral Inggris) sudah mengatakan ekonomi Inggris akan masuk prolong recession, resesi berkepanjangan. Itu lah suasana mencekam di Eropa," ungkap Mahendra.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memaparkan kengerian yang terjadi pada pasar modal di luar negeri. Kapitalisasi pasar modal global menurutnya telah kehilangan puluhan triliun dolar Amerika Serikat.

"Tahun 2022, dalam semua berita pada tanggal 31 (Desember) kemarin, di bursa negara maju tahun 2022 adalah tahun yang sangat brutal. Lebih dari 30 triliun kapitalisasi US Dollar hilang di 2022, sehingga investor di global bukan create value, tapi loosing value," papar Sri Mulyani di acara yang sama.

Simak juga video 'Karyawan Gaji Minimal 5 Juta Kini Kena PPh 5 Persen':

[Gambas:Video 20detik]



Lanjut ke halaman berikutnya.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT