Untuk para lulusan baru S1 atau fresh graduate tak perlu khawatir tidak bisa mendapatkan gaji double digit. Pasalnya mendapatkan gaji Rp 15 juta untuk fresh graduate ini bukan mitos lho.
Ada beberapa cara yang harus ditempuh oleh para lulusan baru ini supaya bisa mendapatkan gaji yang diinginkan. Tak cuma itu, ada juga risiko dan konsekuensi yang harus ditanggung ketika mendapatkan gaji dalam jumlah tersebut.
Berikut berita selengkapnya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan Mimpi
M Aqil Fikri menceritakan, saat menjadi lulusan baru atau fresh graduate beberapa tahun lalu dia bisa mendapatkan gaji dua digit di masa pertama dia bekerja.
Menurut dia, hal itu bukanlah mitos dan bisa didapatkan oleh para fresh graduate. Aqil menjelaskan jika gaji akan selalu berbanding lurus dengan workload dan tanggungjawab. Jadi tidak ada perusahaan yang memberi gaji besar dengan beban kerja yang tidak sebanding.
"Sejauh pengalaman saya fresh graduate selalu bisa mendapatkan 'good salary' di tempat dan role yang tepat. Keinginan untuk belajar, skillset yang baik dan research yang tepat akan menentukan starting salary fresh graduate daripada background yang dimiliki," tambahnya.
Begini Caranya
Aqil menyebutkan ada hal-hal yang harus dilakukan saat ingin melamar kerja. "Pertama itu bisa research industri dan perusahaan dengan baik. Cari tahu dulu apa saja industri yang mampu memberikan gaji tinggi di tahap awal. Seperti start-up, konsultan sampai management trainee perusahaan internasional," kata dia.
Dia mengungkapkan, jika para lulusan baru ini ingin melamar di perusahaan tapi tidak sesuai jurusan kuliah. Maka bisa mempelajari hal-hal tersebut dengan mengikuti bootcamp dan membangun portofolio dalam jumlah yang banyak. "Bertanya kepada senior atau teman yang lebih dahulu bekerja juga bisa. Tanyakan kisaran gaji dan apa saja yang dibutuhkan di perusahaan yang ingin kita tuju," jelas dia.
Risiko
Dia mengungkapkan, perusahaan teknologi dan startup biasanya lebih royal dalam memberikan gaji ke pegawai. "Termasuk saya dulu juga bekerja di perusahaan seperti itu. Tapi harus dipahami juga, tidak semua perusahaan tersebut sudah profit dalam usahanya. Sehingga perusahaan belum tentu memiliki bisnis untuk jangka waktu panjang," kata dia.
(zlf/zlf)