Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim blak-blakan mendapat ilmu baru usai melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pagi tadi, Anwar dan Jokowi melakukan pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor.
Ilmu baru tersebut adalah mempercepat hilirisasi barang mentah. Maksudnya, komoditas-komoditas mentah tidak langsung diekspor namun diolah sehingga mendapatkan nilai tambah yang besar. Konsep ini menurut Anwar Ibrahim sangat brilian.
"Saya tanya tentang pendekatan ekonomi, dia sebut hilirisasi. Kalau saya anggap diri saya bijak, baca ribuan buku di penjara. Tetapi ini beda dengan orang yang berpengalaman. Dia sebut hilir, saya tangkap itu, itu pendekatan baik," ungkap Anwar Ibrahim dalam CT Corp Leadership Forum, di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bahkan mengatakan hilirisasi sesungguhnya bisa menyatukan Indonesia dan Malaysia. Karena dua negara memiliki banyak kesamaan sumber daya yang butuh dihilirisasi.
"Kita pastikan semuanya. Dari nikel, termasuk kelapa sawit ya, ada rangkaian paketan yang sehati antara dua negara kita untuk pertahankan kepentingan rakyat," ujar Anwar Ibrahim.
Menurut Anwar Ibrahim, Jokowi memiliki pengalaman jauh lebih banyak daripada dirinya, meskipun umurnya jauh lebih muda. Dia melihat Indonesia sebagai negara yang besar, kompleks, ramai, dan juga pasti lebih repot untuk diurus.
"Saya tentu lebih tua usianya meski kelihatan seperti 40, tapi Jokowi itu tentunya lebih jauh berpengalaman, dia urus negara jauh lebih kompleks, lebih besar, lebih ramai, dan lebih repot," pungkas Anwar Ibrahim.
(hal/dna)