Perekonomian global hampir jatuh ke dalam resesi. Hal ini berdasarkan perkiraan terbaru dari Bank Dunia.
Melansir dari BBC, Rabu (11/1/2023), Bank Dunia memprediksi ekonomi dunia tumbuh hanya 1,7% pada 2023. Angka ini turun dari prediksi Juli tahun lalu yang sebesar 3%.
Laporan terbaru menyinggung beberapa faktor. Misalnya konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung hingga dampak pandemi COVID-19.
Efek dari suku bunga yang lebih tinggi menjadi tantangan utama yang harus diatasi oleh para pembuat kebijakan.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan pertumbuhan pendapatan masyarakat di hampir setiap bagian dunia kemungkinan akan lebih lambat dibanding dekade sebelum COVID-19.
Angka pertumbuhan 1,7% menjadi yang terendah sejak 1991, kecuali resesi tahun 2009 dan 2020 yang disebabkan oleh krisis keuangan global dan pandemi.
Bank Dunia mengatakan Amerika Serikat, Zona Eropa, dan China cukup berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi. Semua bergerak ke arah yang menurun, memperburuk masalah yang dihadapi negara-negara miskin.
Setelah sempat melonjak 5,3% pada pasca-pandemi 2021, pertumbuhan ekonomi terkaya dunia kemungkinan akan melambat tajam dari 2,5% pada 2022 menjadi hanya 0,5% tahun ini.
"Selama dua dekade terakhir, pelambatan skala ini telah meramalkan resesi global," kata Bank Dunia. Jika resesi global terjadi, ini akan menjadi pertama kalinya sejak tahun 1930-an terjadi dua resesi global dalam dekade yang sama.
(das/das)