2023 RI Dirundung 'Awan Gelap', Dunia Usaha Masih Pede Meski Tetap Waspada

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 13 Jan 2023 14:21 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta -

Tahun 2023 Indonesia diprediksi menghadapi badai berupa perlambatan ekonomi global. Meski begitu masih ada secercah harapan yang tersisa.

Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan ada pada level cukup tinggi 4,5-5,3% pada 2023 dan 4,7-5,5% pada 2024. Adapun inflasi akan kian terkendali dan diprakirakan turun dan kembali ke sasaran 3,0% ±1% pada 2023 dan 2,5% ±1% pada 2024.

Dari sektor riil, geliat sektor industri juga masih dapat berlanjut di 2023. Kemenperin memproyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nasional
sepanjang tahun 2022 mencapai 5,01%, dan pada 2023 ditargetkan sebesar 5,1-5,4%. Lalu bagaimana dunia usaha menanggapinya?

PT Lautan Luas Tbk (LTLS), perusahaan manufaktur bahan kimia mengaku tetap optimistis menghadapi perkembangan ekonomi tahun ini. Investor Relations Lautan Luas, Eurike Hadijaya mengatakan perusahaan masih tetap positif dalam targetnya sambil tetap waspada dengan gejolak makro.

"Melihat berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah seharusnya pertumbuhan ekonomi masih bisa tetap terjaga positif. Kami meyakini, kinerja Lautan Luas juga akan semakin tumbuh di tahun 2023 ini, seiring dengan berbagai kebijakan strategis yang sedang disiapkan oleh management," kata Eurike dalam keterangannya, Jumat (13/1/2023).

Secara umum, pertumbuhan pendapatan Lautan Luas Lautan Luas ditargetkan mampu mencapai hingga 10%. Industri sektor makanan minuman, air bersih dan personal home care tetap menjadi fokus industry Lautan Luas kedepannya. Sekitar 90% penjualan Lautan Luas adalah untuk pasar Indonesia, dengan sisanya berfokus di kawasan Asia yang masih baik pertumbuhan nya.

"Kami juga tetap menjalankan upaya untuk mempertahankan arus kas yang positif seperti yang telah di capai sebelumnya. Dari segment manufaktur, kami fokus untuk meningkatkan utilisasi produksi untuk mencapai tingkat profitabilitas yang lebih baik. Selain itu, Lautan Luas juga aktif dalam pengembangan produk baru yang dilakukan dengan fokus terarah," kata Eurike Hadijaya.

Selama tahun 2022 berjalan, kinerja keuangan emiten yang masuk sektor saham basic materials ini tergolong positif. Hingga kuartal III-2022, pendapatan LTLS meningkat 27,06% year on year (YoY) menjadi Rp 6,01 triliun. Di saat yang sama, emiten ini membukukan kenaikan laba bersih 88,68% YoY menjadi Rp 261 miliar.

Secara terpisah, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan prospek ekonomi dalam negeri pada tahun ini diperkirakan akan cenderung menantang yang akan dipengaruhi oleh outlook ekonomi global yang lesu di tahun ini imbas sejumlah krisis yang terjadi. Sehingga, yang diperkuat yaitu dari sisi internal yakni kebijakan untuk menopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri baik dari sisi fiskal maupun moneter.

"Kami juga lihat arah investasi akan cenderung mengarah pada ekonomi berkembang yang lebih menarik di mana salah satunya Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Sementara, pasar saham di dalam negeri tahun ini kami perkirakan masih akan mencatatkan kinerja positif, namun dengan kecenderungan terbatas.

Ia menambahkan sektor basic materials masuk dalam salah satu sektor prioritas Pilarmas sebagaimana dukungan pemerintah cukup kuat terutama dalam hal hilirisasi dan industrialisasi serta mengubah basis ekonomi dari komoditas menjadi produk yang bernilai tambah.




(acd/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork