Saat ini media sosial Twitter tengah dihebohkan dengan kabar adanya joki dalam tes rekrutmen bersama BUMN batch 2. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pengguna Twitter @momogimatcha.
Akun tersebut membuat utas terkait kecurigaan adanya jasa joki dalam tes rekrutmen bersama BUMN batch 2, terutama dalam tes bahasa Inggris.
Ketika detikcom meminta izin untuk mengutip utas miliknya, ia pun memperbolehkan dan berharap kasus ini bisa sampai ke Menteri BUMN, Erick Thohir. "Halo kak, silahkan kak 🙏 Semoga sampe di pak Erick," tulis akun @momogimatcha kepada detikcom dalam pesan Twitter, Minggu (15/1/2023).
Sebagai informasi, dalam utas tersebut diungkapkan bahwa ada sebuah lembaga bimbingan belajar (bimbel) bernama EduCV yang membantu peserta didiknya dalam mengerjakan tes bahasa Inggris dalam tes rekrutmen bersama BUMN batch 2.
"Kok ada yang mau jadi tumbal ngefoto soal buat dikerjain joki berkedok bimbel ini yaa," cuit akun @momogimatcha, dikutip Minggu (15/1/2023). Sebagai informasi, detikcom telah mendapatkan izin untuk mengutip utas tersebut dari akun @momogimatcha.
Dalam tangkapan layar yang dilihat detikcom, di dalam grup chat bimbel tersebut terlihat seseorang membagikan jawaban tes bahasa Inggris. Selain itu, ada juga yang memberikan cara untuk berbuat kecurangan seperti memfoto soal ujian dan membagikannya di dalam grup bimbel tersebut.
Berdasarkan utas tersebut, diketahui pendiri bimbel tersebut bernama Maulana Yusuf Hanafi. Ketika tim detikcom ingin mengonfirmasi kebenaran berita tersebut, akun media sosial miliknya, seperti LinkedIn dan TikTok sudah tidak ditemukan.
Namun demikian, detikcom berhasil mendapatkan kontak EduCV melalui grup telegram. Ketika dihubung, ternyata yang menjawab langsung adalah Founder EduCV, Maulana Yusuf Hanafi.
Menanggapi tudingan tersebut, Maulana pun menampik tuduhan tersebut. "Tidak ada niat awal EduCV buat sistem seperti itu. Saya murni hanya membuat kelas online untuk membahas soal-soal dari batch 1 sama yang TOEFL, kalau yang bahasa Inggris," kata Maulana ketika dihubungi detikcom, Minggu (15/1/2023).
Maulana juga mengaku karena ia bekerja dari pagi hingga sore, jadi tidak terlalu memantau grup. Ia menjelaskan bahwa awal mula terjadinya bantuan memberikan jawaban ini terjadi pada kelas TKD.
"Di hari pertama itu ada 1 orang yang mengirimkan 1 soal di grup, saya tuh benar-benar nggak memantau grup ya," ungkap Maulana.
"Saya sore itu baru buka grup dan scroll sudah banyak banget ternyata mereka malah minta bantuan sama peserta yang lain. Jadi tidak ada satupun tim EduCV yang membantu dan menjanjikan joki dan lain-lain. Itu yang perlu digarisbawahi," pungkasnya.
(das/das)