Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami momentum percepatan di sekitar kuartal III tahun 2022. Dia percaya diri pertumbuhan ekonomi selama setahun penuh 2022 yang akan diumumkan akhir bulan ini akan berada di level 5,2-5,3%.
Semua indikator perekonomian tumbuh dengan sangat baik menurutnya, mulai dari arus investasi, ekspor komoditas yang meningkat, hingga impor untuk mendukung produksi industri manufaktur.
"Pertumbuhan ekonomi sudah pulih didukung momentum kuat di kuartal III, kuartal IV masih akan 5%, sehingga total pertumbuhan ekonomi di 2022 seperti disampaikan pak Presiden akan ada di 5,2-5,3%," ungkap Sri Mulyani dalam keterangan pers virtual usai melakukan Rapat Paripurna soal APBN 2023, Senin (16/1/2023).
Lebih lanjut dia memaparkan beberapa sektor usaha yang sempat anjlok di masa pandemi kini sudah tancap gas pertumbuhannya. Misalnya sektor transportasi yang pernah terkontraksi hingga 15% kini sudah kembali tumbuh 21%. Ada juga sektor akomodasi dan makanan minuman yang sempat terkontraksi hingga 10% kini sudah tumbuh di level 11,3%.
Secara regional semua pulau dan daerah di Indonesia menurut Sri Mulyani sudah mengalami pemulihan ekonomi yang pesat di 2022. Sumatera tumbuh 4,71%, Kalimantan tumbuh 5,67%, Sulawesi tumbuh 8,24%, Maluku tumbuh 7,51%, dan Jawa tumbuh 5,76%.
Bahkan Bali dan Nusa Tenggara yang pernah alami tekanan cukup berat di 2020 karena ekonominya ambruk ditinggal wisatawan di tengah pengetatan COVID-19 kini sudah tumbuh kembali ekonominya secara regional di level 6,69%.
Hal-hal semacam ini yang mendongrak ekonomi Indonesia bertumbuh dengan pesat. Bahkan, Sri Mulyani menyebutkan ekonomi Indonesia sudah tumbuh lebih besar dibandingkan masa sebelum pandemi.
"Ini lah yang sebabkan Indonesia ini level GDP-nya 6,6% di atas pre-pandemic, di atas capaian kita di 2019. ini prestasi yang sangat baik," kata Sri Mulyani. (hal/dna)