Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan kabar terbaru soal rencana penggolongan tarif KRL sesuai kemampuan daya beli penumpang. Wacana penggolongan tarif si kaya dan miskin itu dinilai sedang dalam tahap pembahasan.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan pihaknya sedang berdiskusi dengan para akademisi hingga pengamat kebijakan publik. Terkait apakah akan diterapkan tahun ini atau tidak, semua tergantung dari waktu penyelesaian studi tersebut.
"(Apakah akan diterapkan tahun ini) yang jelas itu nanti sesuai hasil pembahasan ya, studinya kan lagi dibuat. Jadi kami sama beberapa perguruan tinggi, akademisi, pengamat sedang melakukan studi. Beberapa kali sudah melakukan pertemuan, memang nantinya tentu harus hati-hati ya soal ini," kata Adita kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (18/1/2023).
Adita menyebut pada prinsipnya perbedaan tarif KRL bagi si kaya dan miskin agar subsidi public service obligation (PSO) yang ada di layanan KRL bisa lebih tepat sasaran.
"Tarif KRL sekarang ini kan ada unsur PSO ya subsidinya, ini memang kita harus mengoptimalkan supaya subsidi ini lebih tepat sasaran," tuturnya.
Sebelumnya Kemenhub membeberkan soal rencana skema tarif KRL bagi si kaya dan miskin, di mana tarif KRL bakal dibagi dua jenis sesuai kemampuan daya beli penumpang. Saat ini sedang dikaji pilihan-pilihan kartunya.
"Tentang skema yang kemarin disampaikan, masih dalam diskusi. Jadi nanti akan seperti apa, itu hasil dari diskusi semuanya," imbuhnya.
(aid/ara)
