Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegur hingga memberikan sanksi kepada maskapai yang menjual tiket pesawat kemahalan. Diakui ada beberapa maskapai pesawat yang menjual harga tiket di atas tarif batas atas (TBA).
"Memang ada beberapa rute yang terbukti harga tiketnya melebihi TBA. Untuk ini kami sudah melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan yang berlaku mulai dari surat peringatan, hingga sanksi lain kepada maskapai," kata Adita kepada detikcom, Rabu (18/1/2023).
Sayangnya Adita tidak menyebut maskapai mana yang ditegur hingga disanksi. Pihaknya mengimbau maskapai untuk mempertimbangkan aspek keterjangkauan dalam menerapkan harga tiket pesawat sehingga tidak terlalu memberatkan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, harga tiket pesawat diatur melalui ketentuan TBA dan Tarif Batas Bawah (TBT). Adita menyebut umumnya harga tiket akan mengikuti permintaan (demand) yang ada dan pihaknya melihat saat ini secara umum harganya masih dalam koridor ketentuan.
"Semakin tinggi demand biasanya maskapai akan menerapkan tarif di batas mendekati atas. Apalagi saat ini kondisi maskapai masih kekurangan supply pesawat, sehingga tidak imbang antara demand dan supply yang otomatis membuat harga menjadi naik," ucapnya.
Anggota DPR keluhkan harga tiket pesawat mahal. Cek halaman berikutnya.
DPR Keluhkan Harga Tiket Pesawat Mahal
Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Golkar Cen Sui Lan mengeluhkan harga tiket pesawat yang melambung tinggi. Keluhan itu disampaikan langsung saat rapat kerja dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
"Harga tiket mahal sekali Pak Menteri (Budi Karya), Rp 2 juta sekian untuk one way," ujar Cen.
Tak hanya harganya yang mahal, Cen juga mengaku kesulitan mendapatkan tiket pesawat untuk kunjungan kerja ke daerah pemilihannya (dapil) di Riau. "Setelah sekian kali mencoba, saya yang sendiri berangkat. Jadi mohon perhatian, padahal di situ tidak ada low season dan high season tetap mahal," katanya.
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS Suryadi Jaya Purnama yang mengaku mendapat keluhan dari masyarakat terkait harga tiket pesawat yang tidak masuk akal. Untuk itu, ia meminta agar harga tiket pesawat perlu ditertibkan.
"Kita tahu harga tiket ini komponennya memang ada kenaikan di bahan bakar, harga bahan bakar dan operasional terbesar di bahan bakar. Kalau kita buat simulasi faktornya bukan hanya di situ," ungkap Surya.
Surya menyebut harga tiket Denpasar-Lombok pulang pergi terkadang lebih mahal ketimbang Lombok-Jakarta. Ia menilai tidak mungkin bahan bakar yang dihabiskan dari Lombok-Denpasar yang hanya 10-20 menit setara dengan penerbangan ke Jakarta yang menghabiskan waktu hampir 2 jam.
Surya mengeluhkan beberapa rute pesawat dalam negeri yang harganya lebih mahal ketimbang ke luar negeri. Dia mencontohkan tiket pesawat Lombok-Bima yang sudah menyentuh Rp 1 juta dengan durasi penerbangan sekitar 15-20 menit.
"Lebih murah ke Singapura dari pada dalam daerah kita sendiri. Saya kira ini perlu penjelasan lebih rasional," tuturnya.