Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut beras Bulog dijual di atas harga yang ditetapkan sebesar Rp 8.300 per kilogram. Ia menuding hal ini tak lepas dari campur tangan mafia beras.
Terkait ini Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso meminta pihak berwenang menangkap para mafia ini. Mantan Dirut Perum Bulog ini menyarankan untuk tidak mengeluarkan stok beras jika harganya dipermainkan.
"Kalau harga dipermainkan ya jangan dikeluarkan berasnya, dan segera tangkap siapa yang memainkan," ungkapnya kepada detikcom, Sabtu (21/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia sebelumnya mempertanyakan definisi mafia beras yang disebut beras. Sebab sepengetahuannya yang ada saat ini adalah spekulan yang membuat harga jadi tinggi.
"Kalau mafia definisinya seperti apa ya? Setahu saya spekulan yang ada," tuturnya.
Beras Bulog yang sampai ke pedagang seharga Rp 8.300 per kilogram, sementara beras yang dijual paling mahal ke konsumen sesuai harga eceran tertinggi (HET) adalah Rp 9.450.
Sebelumnya mafia beras disebut rapat di dekat kantor Bulog. Buwas langsung memberikan informasi berkaitan oknum mafia beras itu kepada Satgas Pangan agar langsung ditelusuri dan ditindak. Namun, jika mafia beras itu adalah karyawannya, Buwas tidak segan langsung memecat.
"Saya buktikan semua, jadi sekali lagi tidak ada lagi monopoli merasa paling kuasa merasa paling berhak memiliki kekuatan super seolah-olah paling lama tahu persis, nggak ada begitu. Saya tahu permainan-permainan di Bulog. Saya nggak ada ragu-ragu untuk memecat yang bersangkutan," tegasnya
Buwas merasa banyak karyawannya yang tidak menyukai dirinya. Hal itu diduga karena Bulog tidak lagi bisa bermain bisnis saat menjual beras ke pasaran.