Inflasi di Australia naik ke level tertingginya dalam 32 tahun terakhir. Pada kuartal terakhir tahun 2022, inflasi Australia tercatat 7,8%, naik tajam sejak Maret 1990.
Badan statistik Australia mengatakan, kenaikan terjadi pada komoditas makanan, bahan bakar, hingga konstruksi bangunan. Kenaikan tertinggi terjadi untuk ongkos perjalanan domestik dan internasional yang masing-masing melesat 13,3% dan 7,6%.
Melansir dari CNBC, Kamis (25/1/2023), harga barang naik 9,5%, turun tipis dibandingkan kenaikan 9,6% dari kuartal sebelumnya. Sementara biaya layanan naik 5,5% yang merupakan tertinggi sejak 2008.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diperkirakan indeks harga konsumen kuartal tersebut naik 7,5%, lebih rendah dari perkiraan Reserve Bank of Australia sebesar 8%.
Dolar Australia naik 0,51% dan terakhir diperdagangkan pada 0,7082 melawan dolar AS.
Pada hari Selasa, survei bisnis bulanan National Australia Bank (NAB) menunjukkan kondisi bisnis yang memburuk untuk bulan Desember dengan 12 poin, atau turun dari bulan November sebesar 20 poin.
Angka di atas nol menunjukkan kondisi yang menguntungkan, sedangkan angka di bawah nol menunjukkan kondisi negatif. Survei tersebut mencerminkan kondisi perdagangan yang memburuk, termasuk profitabilitas dan persoalan lapangan kerja.
"Pesan utama dari survei bulanan Desember adalah bahwa momentum pertumbuhan telah melambat secara signifikan pada akhir 2022, sementara tekanan harga dan biaya pembelian mungkin telah mencapai puncaknya," kata kepala ekonom NAB Alan Oster.
Sementara itu, kepercayaan bisnis di bulan Desember naik 3 poin menjadi -1, meningkat dari -4 poin pada bulan November.
(zlf/zlf)