Resesi ekonomi disebut masih akan membayangi banyak negara tahun ini. Banyak bisnis yang masih dalam tekanan akibat ketidakpastian ekonomi dunia.
Jika berbicara bisnis, salah satu sektor yang belakangan ini paling babak belur adalah startup. Terlihat dari banyaknya startup yang memilih untuk melakukan PHK.
Meski begitu, Managing Director Endeavor Indonesia Wayah S Wiroto menilai jika saat ini startup di Indonesia masih prospektif.
"Masih tetap oke prospeknya. Memang setiap usaha akan menghadapi tantangan. Di Endeavor Indonesia masih banyak yang bisa mendapatkan pendanaan dari luar negeri," kata dia di The Acre, Kamis (26/1/2023).
Wayah mengatakan, memang saat ini startup harus mempersiapkan diri agar menjadi lebih baik agar bisa bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Mulai dari memiliki planning yang jelas hingga bisnis model yang baik. "Kemudian harus diperhitungkan juga prospek sales stability-nya harus jelas," ujarnya.
Menurut Wayah, di jaringan Endeavor Indonesia ada startup yang bisa mengantongi pendanaan US$ 50 juta hingga US$ 200 juta. Menurutnya hal itu menunjukkan investor masih percaya dengan startup di Indonesia.
Memang, saat ini investor mulai berubah kebiasaannya saat menanamkan modal. Jika dulunya mereka meminta pertumbuhan yang signifikan.
Sejak kuartal II 2022 lalu, investor mulai beralih ke profit. Hal ini karena mereka juga mengkhawatirkan kondisi ekonomi dunia yang sedang tidak pasti. Karena itu mereka juga mengucurkan dana lebih ketat kepada perusahaan-perusahaan startup yang ada di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Sebelumnya diberitakan IMF dan Bank Dunia memprediksi pada 2023 terjadi pelambatan ekonomi. Dari proyeksi ekonomi yang sebelumnya tumbuh 3,2% turun jadi 2,7%.
Namun untuk Indonesia, tidak akan merasakan dampak resesi yang terlalu besar. Meskipun harus tetap waspada.
Dari dampak resesi ini akan terjadi perlambatan investasi. Hal ini harus diwaspadai dan harus memperkuat ketahanan ekonomi negara.
(kil/das)