Elnusa Akan Uji Coba 3 Sumur CBM
Kamis, 10 Agu 2006 16:04 WIB
Jakarta - PT Elnusa Drilling Service, anak usaha PT Elnusa akan mengerjakan tiga sumur uji coal bed methane (CBM) di Lapangan Rambutan Blok Sumatra Selatan.CBM adalah gas yang terjebak dalam cadangan tambang batu bara. CBM dimanfaatkan sebagai energi alternatif di beberapa negara seperi Australia, Kanada, AS dan Cina.Kontrak penandatanganan uji coba tiga sumur itu dilakukan oleh PT Elnusa Drilling Service dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (P3TMB)-- yang dulunya bernama Lemigas -- dengan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Kantor Lemigas, Cipulir, Jakarta, Kamis (10/8/2006).Elnusa nantinya akan mengerjakan proyek senilai Rp 23,2 miliar itu dengan jangka waktu pekerjaan selama empat bulan, yang dimulai pada awal September 2006.Proyek ini baru sebatas uji coba dan belum berencana dikembangkan secara komersial.Kembangkan GPCSementara itu Direktur Operasi dan Marketing PT Elnusa (holding) Eddy Syahbuddin mengatakan, Elnusa saat ini tengah mengembangkan Gas Petroleum Condensat (GPC) yang nantinya bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan lainnya.Bahan bakar ini sama seperti bahan bakar minyak tanah namun harga dan biaya produksinya lebih murah ketimbang minyak tanah."Kita akan kembangkan ini di lapangan Subang dan Pondok Tengah, saat ini sedang melakukan studinya," kata Eddy.Rencananya, Elnusa baru akan mengembangkan produk bahan bakar alternatif ini pada tahun 2007. Menurut Eddy, pengembangan GPC ini membutuhkan investasi yang cukup murah dibawah US$ 8 juta. Biaya produksi juga dinilai lebih murah Rp 3.500 per liter."Kita tidak perlu membuat kilang lagi seperti mengolah minyak tanah, tapi cukup mendirikan semacam plant yang akan memisahkan GPC dan kondensat," jelas Eddy.Elnusa juga telah bekerja sama dengan Jabar Energi untuk membuat mini LPG plant yang nantinya didirikan di dekat pengeboran."Ini bukan seperti LPG plant yang besar yang membutuhkan biaya investasi besar," tukas Eddy.Diperkirakan investasi mini LPG plant mencapai US$ 8-10 juta dan akan dikembangkan mulai tahun 2007.
(ir/)