Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas), dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo. Pemanggilan itu dilakukan untuk rapat terbatas mengenai stabilisasi harga dan pasokan beras.
"Pak Presiden perintahkan langsung kepada kami bertiga untuk stabilisasi harga beras," ujar Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (31/1/2023).
Dalam menstabilisasi harga beras, Arief mengatakan Perum Bulog akan menggelontorkan 300.000 ton beras ke pasaran.
"Lalu pasar induk Cipinang yang hari ini 13.000 ton harus di top up sampai 30.000 ton, tapi nanti Pak Buwas minta downlinenya supaya tidak disalahgunakan jadi downline akan diberikan," lanjutnya.
Arief juga telah menugaskan Bulog untuk menyerap beras petani saat panen raya sebanyak 2,4 juta ton. Jadi, sebelum panen raya gudang Bulog harus dikosongkan agar penyerapan menjadi maksimal.
"Februari dan Maret ini mulai panen tapi nanti puncaknya di bulan depan. Dalam panen biasanya setelah panen akan mengisi lumbung pangan yang ada dulu jadi biasa rumah tangga petani, kemudian stok di penggilingan. Bulog dalam hal ini harus mempersiapkan. 70% dipanen pertama sisanya di akhir tahun," ujarnya.
Sementara, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan dengan upaya operasi pasar ke depan, diharapkan harga beras akan mengalami penurunan dalam waktu dekat.
"Teknisnya agar cepat mengguyur pasar itu," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengungkap sejauh ini pihaknya telah melakukan operasi pasar untuk menekan harga beras. Ia menjelaskan dalam waktu dekat sebanyak 300.000 ton beras akan digelontorkan untuk operasi pasar.
"Tapi kita masih punya cadangan impor nah itu juga akan kita turunkan semua kita habiskan untuk operasi pasar Januari, Februari sampai nanti Maret yang awal tadi bilamana sudah tidak diperlukan operasi pasar kita akan melakukan penyerapan dari panen yang akan datang ini," jelasnya.
Untuk menghindari penimbunan pasokan beras impor yang jenisnya premium, Buwas menyebut dirinya telah bekerjasama dengan Satgas Pangan dan Food Station untuk pengawasan.
"Kita awasi bareng-bareng kalau nggak, nanti ada penimbunan penumpukan karena ini beras premium jadi harganya kalau di lapangan mahal padahal kita berharap ini tetap dijual murah jadi tidak ada alasan mahal," tutupnya.
Simak Video "Jokowi Heran, Kok Panen Raya Tapi Harga Beras Tak Turun"
[Gambas:Video 20detik]
(ada/zlf)