Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan telah meminta produsen minyak goreng untuk menambah produksi Minyakita. Penambahannya sebanyak 50%, dari sebelumnya 300.000 ton per bulan menjadi 450.000 ton per bulan.
"Mudah-mudahan nanti dua minggu lagi sudah banyak barangnya karena untuk dalam negeri sudah ditambah separuh. Itu mudah-mudahan dua minggu lagi sudah banjir," ujarnya di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).
Ia mengungkapkan bahwa saat ini Minyakita tidak hanya ada di pasar tradisional saja, tetapi juga sudah masuk ke supermarket dan ritel modern. Meski demikian, ia menuturkan bahwa harga Minyakita tidak boleh naik.
"Kalau (harga) naik didenda, dipenalti karena ada Keputusan Menteri Perdagangan harga eceran tertinggi Rp 14.000. Nggak boleh naik, kalau jual lebih ya kena penalti," katanya.
Guna menjaga stok minyak goreng, Zulhas mengatakan bahwa pihaknya melakukan pengawasan setiap hari. "Setiap hari dimonitor sekarang. Ada task force, nanti bisa tanya dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Setiap hari dicek," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Minyakita mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Namun, hal ini dibantah oleh Zulhas. Ia menegaskan saat ini produksi Minyakita tetap jalan dan tidak ada pengurangan suplai.
Zulhas mengatakan jika pasokan berkurang karena kini masyarakat beralih ke Minyakita. Hal ini diungkapkan setelah blusukan di Pasar Cisalak, Cimanggis, Kota Depok, Sabtu (28/1) lalu.
"Minyakita nggak naik (harganya), cuma sekarang ini menjadi favorit. Semua orang ambilnya Minyakita, jadi di pasar berkurang bukan berarti suplainya berkurang. Kalau orang semua beli minyak gorengnya Minyakita, jadi apa namanya barangnya laris," kata Zulhas.
Zulhas mengatakan saat ini Minyakita mudah didapati masyarakat, mulai dari pasar, ritel modern juga menyediakan. Menurutnya jadi tak heran jika produk yang murah tersebut menjadi incaran banyak orang.
"Sebetulnya Minyakita itu kan untuk ibu-ibu, setelah di-packing bagus semua orang beli. Di ritel modern juga ada, di mana mana juga ada. Tentu harga-harga dibanderol pemerintah. Sekarang semua orang beli dan barangnya menjadi berkurang," ungkapnya.
Melihat banyaknya permintaan, Zulhas memastikan ke depan suplai Minyakita akan ditambah. Hal ini seiring dengan rasio ekspor minyak kelapa sawit yang telah dikurangi pemerintah.
"Tetap kita akan tambah pasokan, sekarang DMO-nya sudah saya turunin tadinya 1:9 menjadi kalau kirim satu, ekspor 9, sekarang nggak. Penuhi pasokan dalam negeri 1 ekspornya 6. Mudah-mudahan jadi nambah lagi pasokannya (Minyakita)," jelasnya.
(ara/ara)