Sementara itu, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara sekaligus perwakilan dari KKP Supito mengatakan agar budidaya udang bisa menghadirkan keuntungan yang besar maka harus diimbangi dengan pengendalian lingkungan. Sebab aspek lingkungan begitu memberikan pengaruh yang besar terhadap udang budidaya.
"Kami pun menargetkan memproduksi 2 juta ton udang. Karena itu, kami memiliki program utama demi meningkatkan produksi, seperti revitalisasi dan modeling. Tentunya pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Penting adanya peran para pelaku untuk jadi mitra. Kami berharap pelaksanaan tambak dari hilir ini bisa terintegrasi. Kami bangga hadirnya JALA bisa membuat petambak semakin mudah dan terdigitalisasi sehingga datanya bisa terkumpul dengan baik," kata Supito.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Haris Muhtadi mengatakan sejumlah kendala yang kerap terjadi di dalam negeri yang berdampak buruk dalam industri budidaya udang harus segera diatasi. Menurutnya, hal itu dikarenakan persaingan industri udang secara global makin ketat.
"Posisi Indonesia saat ini menurun menjadi produsen ke-5 tertinggi di dunia, yang mana posisi pertama diduduki oleh Ekuador. Jika berkaca pada tantangan secara global, kini banyak bermunculan para pemain baru di Amerika Latin hingga rendahnya daya beli yang disebabkan krisis energi hingga menekan harga udang global. Di negara sendiri pun, beberapa kendala yang sering dialami adalah terkait penyediaan benih berkualitas dan juga tingginya biaya produksi," jelasnya.
Untuk membantu industri udang dalam negeri agar terus tumbuh, pihaknya pun telah menghadirkan sejumlah program dan transfer teknologi. Langkah itu dilakukan agar para pembudidaya bisa memaksimalkan potensi udang yang dimiliki.
"Guna menghadapi industri dinamika udang tersebut, kami di SCI terus menghadirkan berbagai program, salah satunya terus berbagi ilmu dan teknologi pada anggota. Adanya digitalisasi senantiasa menjadi future promise di industri ini demi memberikan data yang reliable dan akurat. Pada akhirnya, hal ini dapat memudahkan kerja para petambak," tutupnya.
(prf/ang)