Belakangan ini tengah banyak diperbincangkan Warunk Upnormal yang sepi pengunjung. Beberapa gerai di berbagai daerah pun terpantau mulai tutup permanen.
Melihat fenomena tersebut, Pakar Bisnis Rhenald Kasali menyebutkan bahwa hal itu dapat terjadi karena kurangnya pemasukan pada gerai tersebut. Terlebih lagi, harga franchise atau kemitraan yang semakin hari semakin mahal.
"Franchise itu semakin hari semakin mahal dan dibikin sedemikian rupa seakan-akan ramai, laku. Tetapi setelah dijalankan cukup lama ternyata tidak cukup untuk mendapatkan return atau payback sesuai dengan investasinya," tuturnya kepada detikcom, Senin (6/2/2023).
"Mitra bayar mahal tapi setiap bulan hanya keluar uang, tidak mendapatkan uang yang cukup. Jadi, daripada keluar uang terus lebih baik mereka tutup karena mereka tidak mendapatkan pendapatan yang layak," lanjutnya.
Dalam hal ini, menurutnya gerai yang dimiliki Warunk Upnormal cukup mewah, tetapi makanan yang dijual cukup murah. Hal tersebut kurang bisa menutup biaya yang dikeluarkan oleh pemilik gerai.
Rhenald juga menilai, ekspansi yang cepat pada sebuah bisnis dapat memicu penurunan pendapatan apabila tidak diimbangi dengan kemampuan outlet dalam berbisnis.
"Nah, kecepatan yang terlalu bersemangat tidak diimbangi dengan kemampuan dari outlet untuk memperoleh laba itu akan mengakibatkan mitra kemudian memilih untuk mundur," ucapnya.
Terkait dengan menu makanan, menurutnya tidak masalah apabila tidak ada menu spesial di setiap daerah berdirinya Warunk Upnormal. Asalkan ada mi instan, salah satu menu andalan gerai tersebut, menurutnya tidak masalah.
"Yang penting harga murah dan mereka bisa menikmati. Harusnya kalau satu dua (menu spesial) yang hilang, mestinya kalau ada mi instan tidak jadi masalah, ada terus yang bisa mereka nikmati," paparnya.
Rhenald mengatakan bahwa hal-hal tersebut tidak hanya terjadi pada Warunk Upnormal saja, tetapi juga pada franchise-franchise lainnya.
(dna/dna)