PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus menggenjot penerapan standar ramah lingkungan yang berkelanjutan di seluruh operasional, baik di pelabuhan, kapal, maupun pengelolaan manajemen. Prinsip hijau ini dalam rangka mendorong tercapainya target Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat, serta agenda Paris Agreement untuk mengurangi emisi karbon hingga 29 % pada 2030.
"Sebagai perusahaan transportasi, tentunya ASDP memiliki keterkaitan erat dengan emisi karbon, sehingga ASDP berkomitmen menerapkan prinsip usaha berwawasan lingkungan di berbagai bidang mulai di pelabuhan, kapal penyeberangan, hingga sisi manajemennya," kata Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).
Lebih lanjut, Shelvy menjabarkan upaya mewujudkan prinsip hijau di pelabuhan (green port). Dikatakannya melalui anak usaha PT Indonesia Ferry Property (IFPRO), ASDP mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Terminal Eksekutif Sosoro Pelabuhan Merak, Banten, dan Terminal Eksekutif Anjungan Agung Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Pemasangan panel surya tersebut bekerja sama dengan PT Surya Energi Indotama (SEI), anak usaha PT Len Industri (Persero), dan menggunakan jaringan listrik PT PLN (Persero) sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi antar-BUMN. Menurutnya kehadiran PLTS berpotensi menghemat pemakaian listrik di kedua pelabuhan utama tersebut bahkan hingga 15%.
"Dengan demikian, ASDP selain diuntungkan dari penghematan secara finansial, juga memberikan dampak positif bagi lingkungan berupa pengurangan emisi karena sebagian pemakaian listrik beralih ke energi baru dan terbarukan yakni PLTS," ujar Shelvy.
Selain PLTS, kata dia, pihaknya juga menggunakan anjungan listrik mandiri (ALMA) di pelabuhan. Langkah ini untuk mendorong efisiensi penggunaan BBM dan pemanfaatan energi bersih sebagai sumber energi bagi kapal ketika bersandar di pelabuhan.
"Sejumlah langkah green port lainnya adalah penanaman pohon, penggunaan AC ramah lingkungan, penggunaan bahan bakar biodiesel dengan campuran minyak nabati sebanyak 30 persen (B30), melakukan tes kadar pencemaran air laut di sekitar pelabuhan secara berkala, penerapan flow meter di sumur artesis, pembangunan teknologi sea water reverse osmosis (SWRO), dan pengelolaan limbah padat atau sampah serta B3 secara terpadu dan terintegrasi," terangnya.
Selanjutnya, ASDP juga menerapkan operasional kapal penyeberangan ferry yang ramah lingkungan dan berkelanjutan atau green shipping. Yaitu dengan memastikan seluruh armada kapal menjalani perawatan rutin secara berkala dan tepat waktu untuk menekan emisi gas buang tidak melebihi ambang batas.
Di samping itu, ASDP juga menggunakan bahan bakar kapal ramah lingkungan biodiesel B30 serta menerapkan sistem manajemen BBM di seluruh kapal dan aplikasi monitoring konsumsi kapal.
"Dari sisi manajemen, ASDP berkomitmen kuat mewujudkan green management sebagai upaya perusahaan menjaga kelestarian lingkungan, yang lebih baik dan menjalankan perusahaan sesuai bisnis yang berkelanjutan. Upaya ASDP mewujudkan green management itu antara lain dengan melakukan tes udara di tempat kerja baik outdoor maupun indoor di Kantor Pusat Jakarta, Cabang Merak, dan Cabang Bakauheni," katanya.
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi, ASDP melakukan pengelolaan terhadap bahan perusak ozon (BPO) atau ozone depleting substances (ODS). Selain itu juga menggunakan lampu LED untuk gedung dan kantor.
"Semua itu dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik," pungkas Shelvy.
(akd/hns)