Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedikit bernostalgia saat melakukan pembagian kredit usaha rakyat (KUR) di Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Jokowi mengingat kembali masa-masa saat dirinya masih bekerja di salah satu BUMN yang ada di Aceh.
Jokowi selaku menyebut dirinya sebagai warga Aceh juga. Pasalnya, dia menghabiskan awal kariernya di provinsi paling ujung barat Indonesia itu. Dia mengaku pernah menetap di Lhokseumawe hingga Bener Meriah.
"Saya ini kan orang Aceh pernah di Lhokseumawe, pernah di Bener Meriah juga," ungkap Jokowi saat memberikan sambutan dalam pembangunan KUR BSI yang disiarkan virtual, Jumat (10/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ekonomi Aceh jauh lebih bergeliat berpuluh-puluh tahun lalu. Pasalnya, saat itu masih banyak sekali pabrik-pabrik berdiri kokoh di Aceh. Jokowi menuturkan industrialisasi berjalan dengan sangat baik di Aceh saat dirinya masih berkarier di sana.
Potensi ekonomi lain di Aceh pun banyak. Mulai dari perdagangan, perikanan, hingga pertanian.
"Saya sangat tahu bahwa potensi di Aceh besar. Baik perdagangan, perikanan, nelayan, perkebunan, semua ada di sini. Industri besar itu banyak sekali dulu, namun sejak 2005 tutup, itu ada AF, PIM, KKA," tutur Jokowi.
Pabrik-pabrik yang banyak itu akan membuka lapangan kerja yang sangat banyak bagi masyarakat Aceh. Hal ini lah yang membuat ekonomi Aceh sangat bergeliat di waktu dia masih bekerja di Aceh.
Namun, akibat kehabisan gas, Jokowi bilang pabrik-pabrik di Aceh perlahan tutup satu per satu di sekitar tahun 2005. Ini lah yang membuat ekonomi Aceh tak lagi menggeliat sebesar yang ada di dalam ingatannya.
"Karena gas habis tutup semua. Wong pabrik gede-gede, tutup semua. Kalau tutup semua artinya apa? PHK semuanya. Kalau PHK semuanya apa artinya? Uang yang beredar di masyarakat ini jadi berkurang. Karena ekonomi akan tumbuh kalau sebuah daerah itu peredaran uangnya semakin banyak," kisah Jokowi.
Dia mengenang di masa-masa jaya Aceh, dirinya berkarier di PT Kertas Kraft Aceh (KKA) yang merupakan salah satu BUMN legendaris asal Aceh. Seiring dengan jayanya perusahaan tempat dia bekerja dan juga pabrik-pabrik lainnya di masa lampau, Aceh di memori Jokowi sangat hidup dan ekonominya bergerak pesat.
"Dulu saya bekerja di PT Kertas Kraft Aceh. Tahun 1985, 1986, 1987, 1988. Semua ini hidup. Ekonomi Aceh juga kelihatan gerakannya dulu," kata Jokowi.
Meski pernah menjadi saksi awal karier Jokowi, nasib sial diterima PT KKA sebagai BUMN. Perusahaan itu masuk ke dalam BUMN yang sekarat bertahun-tahun lamanya.
Kini, Menteri BUMN Erick Thohir memutuskan untuk membubarkan perusahaan itu. Dalam catatan detikcom, pada 2021 lalu Erick mengumumkan akan membubarkan sebanyak 7 BUMN.
Perusahaan-perusahaan tersebut sudah lama tidak beroperasi sehingga nasib para pegawainya dapat dikatakan terkatung-katung alias penuh ketidakpastian. Bahkan perusahaan-perusahaan ini dianggap sebagai BUMN 'hantu' karena kondisinya yang sudah berat.
Nah, PT Kertas Kraft Aceh masuk ke dalam daftar 7 BUMN tersebut. Selain perusahaan karier pertama Jokowi itu, BUMN lain yang dibubarkan adalah PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).
(hal/das)