Satgas Pangan Polda Banten menangkap tujuh tersangka yang melakukan penyelewengan beras cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog. Barang bukti yang ditahan sebanyak 350 ton beras.
Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto mengatakan penangkapan ini menindaklanjuti inspeksi yang dilakukan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) beberapa waktu lalu ke gudang di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur. Inspeksi itu dilakukan pada 3 Februari 2023 lalu.
Saat itu Buwas memang menyidak beberapa pedagang beras. Ditemukan dugaan bahwa pedagang melakukan pencampuran beras Bulog dengan beras merek lainnya, penggantian karung beras Bulog, hingga menjual eceran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barang bukti yang diambil oleh Buwas memang dikatakan langsung diberikan kepada Satgas Pangan untuk diselidiki. Atas laporan itu Satgas Pangan Polda Banten menindaklanjuti laporan tersebut.
"Hal ini kemudian menjadi atensi Polda Banten untuk menurunkan Satgas Pangan yang selanjutnya bergerak cepat dengan mengungkap kasus tindak pidana perlindungan konsumen dan persaingan dagang dengan cara mengemas ulang (Repacking) Beras Bulog menjadi kemasan merek lain," ujar Didik dalam konferensi pers di Polda Banten, Cipocok, Kota Serang, Banten, Jumat (10/2/2023).
Dalam perkara ini Satgas Pangan Polda Banten menangkap tujuh tersangka dalam kurun waktu dua hari sejak Rabu, 8 Februari sampai dengan Kamis, 9 Februari 2023.
Didik menyampaikan ketujuh tersangka diamankan di tempat yang berbeda. Didik menyebutkan inisial ketujuh tersangka HS (36) laki-laki diamankan di Kabupaten Lebak, TL (39) laki-laki diamankan di Kabupaten Lebak.
Kemudian, inisial AN (58) laki-laki diamankan du Kota Cilegon, BA (31) laki-laki diamankan di Kota Serang, FA (42) diamankan di Kota Serang, HA (66) laki-laki di Kabupaten Serang, dan ID (30) laki-laki diamankan di Pandeglang.
Barang bukti 350 ton beras Bulog di halaman berikutnya.
Selain itu, barang bukti lainnya adalah enam timbangan digital, tujuh mesin jahit, 8.000 kantong bekas Bulog, 10.000 karung beras premium berbagai merek, serta 50 bundel (nota penjualan, surat jalan, dan DO).
Para pelaku dalam melakukan tindak pidana tersebut untuk mendapatkan keuntungan, repacking beras Bulog menjadi beras premium dengan berbagai mere, mengoplos beras Bulog dan beras lokal, menjual beras diatas harga HET.
"Memanipulasi DO dari distributor maupun mitra Bulog, masuk ke tempat penggilingan padi seolah-olah merek sendiri dan monopoli sistem dagang," jelas Didik.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan dirinya telah mengendus praktek tersebut lantaran harga beras tak kunjung turun.
Kenaikan harga beras telah terjadi Agustus 2022 lalu. Bahkan menjadi penyumbang kenaikannya inflasi tahunan. Untuk menekan harga di tengah seretnya pasokan beras dari petani karena belum masa panen, Perum Bulog ditugaskan mengimpor beras sebanyak 500.000 ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP).
![]() |
Dengan upaya itu, Buwas menyebut pihaknya telah menggelontorkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk menekan harga. Tetapi upaya itu tidak juga berhasil menurunkan harga. Ia menyebut harga beras medium di pasaran masih di angka Rp 12.000 per kilogram.
"Beras tetap mahal bahkan Rp 12.000. Semuanya harga premium. Sebagai naluri saya, pasti ini ada pelanggar. Oleh sebab itu saya melakukan sidak tidak direncanakan di Pasar Induk Cipinang. Saya menemukan pelanggaran-pelanggaran itu. Seperti persis hari ini ditemukan Polda Banten," ujarnya.
Simak Video "Raibnya 500 Ton Beras di Gudang Bulog Pinrang Diusut!"
[Gambas:Video 20detik]
(ada/ara)