Jakarta kabarnya tak lagi menjadi ibu kota Indonesia pada 2024 mendatang. Hal itu akan terjadi jika telah keluar Keputusan Presiden (Keppres) perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Nusantara, Kalimantan Timur pada 2024.
Bagaimana nasib Jakarta jika tak lagi menjadi ibu kota Indonesia di 2024?
1. Nasib Jakarta
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan akan ada perubahan yang terjadi di Jakarta jika bukan lagi menjadi Ibu Kota pada 2024 nanti. Meski menurutnya belum begitu banyak pengaruhnya dalam jangka pendek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengaruh yang mungkin akan terasa dari sisi konsumsi pada pegawai pemerintah yang pindah ke IKN. Selain itu, Tauhid bilang anggaran belanja pemerintah pusat juga akan berkurang di Jakarta.
"Tentu saja ada pengaruhnya, tetapi dilihat dari berapa banyak pegawai pemerintah yang akan pindah ke Kalimantan Timur. Semakin banyak, pengaruhnya ke ekonomi ya lumayan. Karena konsumsi mereka akan berpindah. Meeting-meeting atau pertemuan yang menggunakan belanja pemerintah pusat akan banyak secara otomatis pindah dan akan terjadi penurunan di Jakarta," ujarnya kepada detikcom, Sabtu (11/2/2023).
Proses pemindahan ibu kota negara dan akan terasa pengaruhnya yang cukup besar butuh puluhan tahun lagi. Tauhid mencontohkan Ibu Kita Brazil yang pindah dari Rio de Janeiro ke Brasilia, pengaruhnya terasa setelah puluhan tahun berpindah.
"Rio de Janeiro mengalami penurunan pertumbuhan. Dulu kan sebelumnya Rio de Janeiro selain ibu kota baru sekaligus menjadi pariwisata, pindah mengandalkan pariwisata. Ibu kota pindah mengalami penurunan, maklum uangnya kan berpindah," ujarnya.
2. Nasib Kemacetan Jakarta
Pengamat Transportasi Darmaningtyas mengatakan ketika Jakarta tak lagi menjadi Ibu Kota lagi pada 2024, kemacetan masih akan terjadi. Ia menyebut, mobilitas masyarakat tetap masih akan banyak di Jakarta, terutama selama Ibu Kota Negara (IKN) baru Kalimantan Timur belum memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
"Tentu saja masih (macet) selama kondisi di IKN belum memberikan kenyamanan bagi orang -orang yang bekerja di sana. Bisnisnya tinggal tetap di sini, bekerja di sana," katanya kepada detikcom.
Darma mengatakan butuh puluhan tahun bagi Jakarta tidak lagi macet setelah ibu kota pindah ke Kalimantan Timur. Tetapi, paling tidak pemindahan ibu kota akan mempengaruhi pergerakan orang yang biasa berpusat ke pulau Jawa terutama Jakarta.
"Itu masih lama (tak lagi macet) paling cepat ya 10 tahun lagi. Saya kira pemindahan ibu kota ini akan memecah konsentrasi pergerakan di luar Jawa. Sehingga tidak hanya bertumpuk lagi ke wilayah Jawa," lanjutnya.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF ), Tauhid Ahmad juga mengatakan butuh puluhan tahun untuk melihat Jakarta tak lagi macet ketika ibu kota pindah ke Kalimantan Timur.
"Mungkin Jakarta tidak semacet dulu. Tetapi melihat pengalaman yang ada 40 sampai 50 tahun lagi melihat benar-benar tumbuh suatu ibu kota yang pindah," ujarnya.