Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memprediksi laba perusahaan pelat merah tembus Rp 303,7 triliun pada 2022. Meskipun disebutkan sebelumnya dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI bahwa ada sembilan BUMN yang 'sakit'.
"Hari ini tadi kan sudah disampaikan total keuntungan BUMN itu (diprediksi) Rp 303,7 triliun, tapi di situ juga ada juga Garuda yang Rp 55,7 triliun non cash," ujarnya saat ditemui usai rapat dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2023).
Erick menyebut pihaknya juga berupaya menggenjot laba tahun ini. Mengingat tahun ini merupakan tahun politik, menurutnya jangan sampai kinerja dari BUMN melempem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Laba tahun 2023) apakah bisa naik sesignifikan tahun ini yang sampai 143%. Ini yang harus dijaga, jangan sampai nanti di tahun politik ada kata-kata oh ini kan udah politik, kerjanya udah lemes tidak seperti itu. Karena 70% udah konsolidasi. Nah apakah 30% yang sisa konsolidasi itu bisa meningkatkan lagi yang namanya laba ini yang harus kita prediksi," jelasnya.
Dalam paparannya saat rapat dengan Komisi VI DPR RI, Erick menyebut laba konsolidasi BUMN diperkirakan naik Rp 179 triliun tahun lalu. Totalnya, dalam laporan keuangan yang belum teraudit laba konsolidasi BUMN mencapai Rp 303,7 triliun pada 2022.
Hal ini didukung oleh kenaikan pendapatan menjadi Rp 2.613 triliun dan juga kenaikan aset mencapai Rp 9.867 triliun. Total laba konsolidasi BUMN tersebut sudah termasuk laba nontunai Garuda Indonesia yang mencapai Rp 55,7 triliun.
"Insyaallah nanti kalau diaudit pasti ada kurang lebihnya sekitar Rp 303,7 triliun, artinya ada peningkatan yang sangat signifikan sebesar Rp 179 triliun," sebutnya saat rapat.
Pada kesempatan yang sama, kinerja BUMN secara konsolidasi juga terindikasi dari peningkatan aset dari Rp 8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp 9.867 triliun. Sementara, ekuitas BUMN secara keseluruhan mencapai dari Rp 2.778 triliun pada 2021 menjadi Rp 3.150 triliun pada 2022.
Hasilnya dari bisnis BUMN juga tumbuh positif, antara lain karena terlihat dari pendapatan yang mencapai Rp 2.613 triliun pada 2022 dari sebelumnya yang sebesar Rp 2.292 triliun pada tahun sebelumnya.
(ada/ara)