Jurus KKP Amankan Sektor Perikanan RI dari Ancaman Resesi

Jihaan Khoirunnissa - detikFinance
Selasa, 21 Feb 2023 14:58 WIB
Foto: KKP
Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memaparkan sejumlah strategi untuk mengamankan sektor perikanan dari ancaman resesi global. Salah satunya dengan mengoptimalkan pasar perikanan domestik dan menjalin kerja sama dengan negara-negara potensial untuk menjadi tujuan impor.

Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik Doni Ismanto menilai penting strategi penguatan pasar di dalam maupun luar negeri. Hal ini demi menjaga sektor perikanan tetap menggeliat bahkan terus tumbuh meski situasi global tengah sulit akibat berbagai faktor.

"Tahun ini memang penuh tantangan dan ketidakpastian, untuk itu kami di KKP sesuai arahan Pak Menteri, menyiapkan strategi-strategi khusus untuk memastikan sektor perikanan tetap aman bahkan bisa tumbuh," ungkap Doni Ismanto dalam keterangan tertulis, Selasa (21/2/2023).

Hal tersebut ia sampaikan dalam talkshow Bincang Bahari mengupas Peta Sektor Kelautan dan Perikanan di Tengah Ancaman Resesi yang berlangsung secara hybrid dari Media Center KKP di Jakarta.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Erwin Dwiyana menjelaskan berdasarkan data BPS penyerapan produk perikanan di pasar domestik terlihat adanya peningkatan dalam dua tahun terakhir. Diketahui penyerapan produk perikanan di tahun 2021 sebanyak 12,66 juta ton, kemudian tumbuh menjadi 13,11 juta ton di 2022. Adapun komoditas utama yang paling diincar yaitu tilapia, lele dan bandeng untuk perikanan budi daya, serta tongkol, tuna, cakalang, kembung, dan teri untuk produk perikanan tangkap.

"Kalau kita melihat peluang, ketika resesi mungkin terjadi di beberapa negara utama, maka kita harus melirik pasar dalam negeri. penyerapan produk perikanan dalam negeri terus meningkat, dan resesi (kemungkinan) tidak terjadilah di Indonesia," ungkap Erwin.

Dikatakan Erwin, di 2023 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan turun. Selain itu, inflasi juga terjadi di beberapa negara tujuan ekspor perikanan Indonesia yakni Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa.

Menurutnya kondisi ini menjadi tantangan bagi sektor perikanan. Kendati demikian, dia meminta masyarakat tidak khawatir karena Indonesia memiliki banyak produk perikanan yang dapat ditawarkan di pasar lokal maupun internasional.

"Dari seluruh komoditas perikanan dunia, Indonesia hampir memiliki semua spesies. Jadi ini menggambarkan bagaimana kita punya comparative advantage. Kemudian ketika ada masalah di pasar tujuan utama, yang bisa kita lakukan adalah bagaimana membuka pasar baru seperti Australia yang cenderung meningkat (permintaannya). Ada juga Korea Selatan, dan Arab Saudi dengan captive market jamaah haji. Mudah-mudahan April kita bisa ekspor untuk memenuhi katering haji jamaah Indonesia," papar Erwin.

Di sisi lain, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID Food Dirgayuza menilai ancaman resesi global turut membawa peluang bagi Indonesia. Khususnya bagi pengembangan sektor perikanan di dalam negeri.

Dirgayuza pun meminta pelaku usaha untuk memanfaatkan momentum tingginya permintaan produk perikanan dalam dua tahun terakhir. Melihat hal ini, ID Food melalui anak usahanya melakukan inovasi-inovasi dalam memasarkan produk perikanan ke konsumen. Dengan mengedepankan teknologi, pihaknya juga mempermudah masyarakat membeli produk perikanan yang bermutu.

"Ada beberapa tantangan yang dihadapi di tahun ini, resesi salah satunya. Ada juga tantangan regulasi atau perubahan regulasi, dorongan regulasi ke hilirisasi produk ekspor, perubahan iklim, pandemi untuk komoditas khususnya perikanan budi daya seperti udang. Kemudian tantangan pembiayaan dan adanya perang. Enam ini adalah perfect storm bagi pelaku usaha. Tapi dalam menghadapi tantangan tentu ada peluang," tuturnya.

Di sisi lain, modal atau pembiayaan disebut tak kalah penting dalam bagi pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya. Untuk UMKM sektor perikanan, selain bantuan permodalan yang diberikan oleh KKP melalui LPMUKP, ada juga uluran perbankan.

Assistant Vice President Government Program, Division of Small Business and Program BNI Chandra Bagus Sulistyo menjelaskan pihaknya menyiapkan tiga strategi untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah ancaman resesi melalui ekstensi UMKM. Mulai dari membangun ekosistem, klasterisasi KUR, hingga digitalisasi.

"Kontribusi di semua sektor usaha didominasi oleh UMKM menjadi mesin penggerak dan sebagian besar PDB disumbang UMKM salah satunya di sektor perikanan. Produktivitas perikanan cukup bagus, hanya di bawah China. Nilai ekspor kita tinggi di perikanan, negara tujuan beragam dan berbagai macam produk kita ekspor, ini potensi yang harus terus kita kembangkan, meski saat ini kita mendapat ancaman resesi," katanya.

Sementara itu Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty mengakui pentingnya melakukan optimalisasi pasar perikanan dalam negeri di tengah ancaman resesi saat ini. Langkah ini dalam rangka mengantisipasi kerugian akibat penerimaan dan pembayaran yang lebih lama dari negara tujuan ekspor.

"Karena permasalah ekonomi global membuat banyak negara memindahkan risiko mereka kepada negara yang melakukan ekspor. Negara-negara yang terlibat konflik atau perang kemudian berpengaruh pada suku bunga negara mereka, mereka pasti akan berhati-hati menggunakan dana atau uang yang berputar," terangnya.

Dikatakannya, negara yang sedang terlibat konflik memberikan risiko untuk menampung barang-barang lebih lama dan membayar lebih lama, yang dipindahkan kepada para supplier. Salah satunya perusahaan-perusahaan yang melakukan ekspor.

"Ini tentu kan menjadi hal yang berisiko dan berbahaya sehingga perusahaan Indonesia harus lebih selektif dalam memilih mencari pembeli. Itulah kenapa perlu menciptakan demand atau kebutuhan konsumsi ikan di negara sendiri itu menjadi hal yang menarik," pungkasnya.



Simak Video "Misi Mengembalikan Kejayaan Perikanan Indonesia"

(ega/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork