Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkap tidak bisa mengikuti patokan harga eceran tertinggi (HET) beras premium yang diatur pemerintah, sehingga harga beras di ritel semakin mahal.
"Kalau yang non Bulog kan Bulog juga keluarkan beras premium yang didapat dari petani, tetapi jumlahnya kan nggak banyak karena memang panen belum ada. Jadi non Bulog premium harganya memang naik karena harga tebus juga naik," ungkap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Roy Nicholas Mandey di sela sela acara Gathering AP3MI di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).
Adapun aturan HET beras diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras. HET beras premium yang berlaku saat ini Rp 12.800 per kg atau Rp 64.000 dalam kemasan 5 kg yang biasa dijual di ritel. Harga tersebut berlaku untuk zona I.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, saat harga beras premium ukuran 5 kg di ritel harganya Rp 64.000 sudah sesuai HET. Namun, di beberapa tempat sering kali ditemukan lebih dari harga tersebut.
"Iya karena kan si swasta-swasta ini juga waktu menebus berasnya dari penggilingan itu memang sudah naik. Kenapa tebus mahal karena suplai belum panen tapi demand tetap kan," jelasnya.
Roy mengatakan penyebab dari kenaikan beras tersebut berkaitan dengan permintaan dan penawaran. Meski demikian, menurutnya, kenaikan harga beras terjadi karena saat ini pasokan beras saat ini masih kurang.
"Demand nggak pernah turun dan suplai berfluktuasi. Itu dasar utama kenapa ada pergerakan harga, perubahan harga bahkan ketersediaan yang juga tersedia berkurang dan seterusnya. Jadi case-nya ini adalah demand suplai," lanjutnya.
Menurutnya, saat ini panen raya belum terjadi, karena masih terjadi di beberapa daerah. Roy mengatakan puncak panen raya terjadi di Maret dan April.
"Kalau terjadi pada satu wilayah karena cuaca itu memang berbeda dibanding daerah lain seperti lebih kering, cuaca juga ga termasuk zona masih hujan dan sebagainya, ya panen di daerah itu," tuturnya.
Roy menargetkan, harga beras premium di ritel akan turun pada jelang lebaran 2023 ini. Tentunya juga setelah panen raya tiba.
"Kalau panen raya itu kan secara nasional, dapat dipastikan (harga beras premium) dapat turun. Karena kan demand and supply. Begitu supply-nya diguyur berlimpah, pasti demand-nya kan tetap maka bisa turun. Diprediksi setelah panen. Mudah-mudahan sebelum Idul Fitri udah turun, satu minggu sebelum bisa turun," tutupnya.
(ada/ara)