Krisis Pangan di Inggris Bikin Harga Naik Gila-gilaan sampai Belanja Sayur-Buah Dibatasi

Krisis Pangan di Inggris Bikin Harga Naik Gila-gilaan sampai Belanja Sayur-Buah Dibatasi

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 01 Mar 2023 10:09 WIB
Rak minyak goreng di minimarket kosong/Aldiansyah Nurrahman-detikcom
Foto: Rak minyak goreng di minimarket kosong/Aldiansyah Nurrahman-detikcom
Jakarta -

Inggris mengalami krisis bahan makanan. Hal itu menyebabkan inflasi harga bahan makanan di Inggris melonjak mencapai rekor tertinggi selama sebulan terakhir.

Harga makanan di negara itu melonjak 17,1%. Artinya pengeluaran belanja bahan makanan warga Inggris diperkirakan naik US$ 980 setara Rp 14,9 juta per tahunnya. Kenaikan harga pangan merupakan yang terpenting kedua di sebuah negara.

"Penelitian terbaru kami menunjukkan bahwa inflasi harga bahan makanan adalah masalah keuangan terpenting kedua bagi publik setelah biaya energi, dengan dua pertiga orang khawatir dengan harga makanan dan minuman," kata Kepala Unit Data Ritel dan Konsumen di Kantar, Fraser McKevitt, dikutip dari CNN, Rabu (1/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekurangan pasokan bahan pangan di antaranya untuk buah dan sayuran. Akibatnya, lima dari enam supermarket terbesar di Inggris untuk membatasi pembelian.

Pekan lalu, Tesco (TSCDF), pengecer bahan makanan terbesar di negara itu, mengatakan sementara membatasi pelanggan untuk membeli tomat, mentimun, dan paprika, di antara produk pokok lainnya. Pembatasannya, satu orang wajib tiga bungkus saja per hari.

ADVERTISEMENT

Pembatasan juga terjadi di supermarket asal Jerman Lidl di Inggris. Namun, juru bicara Lidl mengatakan ketersediaan untuk produk buah dan sayuran tersebut aman. Pembatasan dilakukan karena permintaan yang tinggi.

Penyebab Bahan Pangan Langka

Pemerintah Inggris pernah mengatakan kelangkaan pada bahan makanan terjadi karena kendala pada proses ekspor karena kondisi cuaca buruk. Ekspor bahan makanan itu dari Spanyol dan Maroko.

Sementara petani di Inggris mengeluhkan bahwa saat ini krisis dan kenaikan harga pangan terjadi karena biaya energi melonjak, serta kurangnya tenaga kerja dan hambatan perdagangan terkait Brexit.

Menteri Pangan dan Pertanian Inggris Mark Spencer memberikan imbauan kepada supermarket agar selalu siap siaga menghadapi krisis pangan yang tidak terduga ini. Menurutnya supermarket harus mempererat kerja sama dengan petani juga agar negara tidak kekurangan bahan makanan.

"Paling tidak mereka kembali bekerja dengan petani [Inggris] dan bagaimana mereka membeli buah dan sayuran, untuk lebih membangun kesiapsiagaan terhadap insiden yang tidak terduga ini," katanya di akun Twitternya.

Sebenarnya, Inggris sangat bergantung pada buah dan sayuran impor. Menurut Konsorsium Ritel Inggris, sebuah grup perdagangan, supermarket Inggris mengimpor 95% tomat dan 90% selada.

Lihat juga Video 'Moskow Menarik Diri dari Kesepakatan Jalur Pangan Aman di Laut Hitam':

[Gambas:Video 20detik]



(ada/dna)

Hide Ads