Tragedi Susi Air Bikin Penerbangan Perintis di Papua Dikurangi-Bandara Tutup

Tragedi Susi Air Bikin Penerbangan Perintis di Papua Dikurangi-Bandara Tutup

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 03 Mar 2023 18:15 WIB
Pesawat kecil atau yang biasa disebut (perintis) Susi Air mengantarkan masyarakat dari Bandar Udara Nunukan menuju Bandra Udara Yuvai Semaring Krayan, Kalimantan Utara.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Tragedi Susi Air membuat sebagian besar masyarakat, khususnya para pelaku penerbangan was-was jika harus terbang ke Indonesia Timur.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan M Mauluddin mengatakan, tragedi ini membuat jumlah penerbangan dikurangi. Namun ia memastikan penerbangan perintis yang beroperasi di daerah terpencil masih tetap berjalan.

"Perintis tetap jalan. Cuma mungkin misalnya penerbangannya yang dulu bisa 1-5 kali, sekarang hanya sekali. Tapi perintis jalan," kata pria yang akrab disapa Boy ini saat ditemui di Soho Pancoran, Jakarta Timur, Jumat (3/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun sebagian penerbangan masih berjalan, Boy mengatakan sejumlah bandara ditutup sementara demi alasan keamanan. Hal ini dilakukan demi mengurangi resiko kejadian serupa seperti yang dialami Susi Air terjadi kembali.

"Penerbangan perintis tetap berjalan, tetapi memang ada beberapa bandara yang memang dianggap tidak aman, tidak diterbangkan sementara ini. Tapi semua penerbangan perintis masih berjalan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya berimbas kepada operasional pesawat ke wilayah Timur, kejadian pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air juga turut menghantui para awak yang bertugas di pesawat perintis. Dalam hal ini, keamanan penerbangan jadi dipertanyakan.

"Oh pasti, pasti (ada ketakutan dari awak pesawat). Jadi nanti kita tambah lagi dari sisi pengamanannya," Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Denon Prawiraatmadja, saat dijumpai di lokasi yang sama.

Belum lama ini INACA juga membentuk Dewan Pakar, salah satunya dalam membantu menyelesaikan persoalan tersebut. Dewan ini terdiri atas beberapa unsur masyarakat mulai dari pelaku usaha penerbangan, pemerintahan, hingga pengamat. Tidak hanya itu, Denon juga berencana untuk meningkatkan keamanan dalam aktivitas penerbangan.

"Nanti kita juga bisa melibatkan dari tim pengamanan nasional kita di dalam penyelenggaraan pengamanan di wilayah Timur. Bagaimana konsepsi ke depannya agar hal-hal yang pernah menjadi permasalahan di dalam penyelenggaraan seperti Susi Air tidak terjadi lagi" pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, Pesawat Susi Air dibakar KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Papua. Pesawat PK-BVY yang mengangkut barang dari Kabupaten Mimika itu terbakar di salah satu lapangan terbang di Nduga, Papua Tengah pada Selasa (7/2/2023).

Diketahui, Pesawat Susi Air tersebut awalnya akan digunakan untuk mengevakuasi petugas puskesmas yang menjadi korban pengancaman. Namun pesawat itu justru dibakar oleh KKB.

Tidak hanya itu, hingga saat ini pilot pesawat, yakni Mark Philip Mehrtens, yang berkebangsaan Selandia Baru, masih disandera oleh para pelaku pembakaran dan tak diketahui nasibnya.

Dalam konferensi pers, pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti meminta maaf kepada masyarakat Papua karena operasional Susi Air terganggu imbas penculikan tersebut. Susi mengatakan, 70% penerbangan pesawat Pilatus Porter kini telah berhenti.

Susi juga menjelaskan pihaknya selalu mengutamakan keselamatan. Selain itu, rute yang diambil pesawat Susi Air merupakan pesawat perintis atau rute yang aman berdasarkan koordinasi dengan pemerintah.

"Memang Susi Air dari dulu melaksanakan penerbangan di Papua dengan hati-hati dan mengutamakan safety, dengan segala tantangan di Papua baik medan maupun keamanan, kita biasanya tidak terbang ke tempat-tempat yang sudah ada indikasi rumor, ketentuan, ada Notam (no to air man/tidak boleh terbang) dari pemerintah," kata Susi, beberapa waktu lalu.

Halaman 2 dari 2


Simak Video " Momen Haru Pembebasan Pilot Susi Air, Warga Gelar Upacara Adat "
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads