Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Indonesia saat ini merupakan negara yang ekonominya mampu tumbuh di tengah tantangan. Pada 2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,3%, lebih tinggi dibandingkan 2021 yang tumbuh 3,7%.
"Pertumbuhan 5,3% itu saat dunia turbulensi, jadi tidak mudah. Apalagi dengan tantangan baru di geopolitik, perang Ukraina dan Rusia hingga naiknya harga komoditas akibat disrupsi geopolitik," kata dia dalam acara Launching Modul Sinkronisasi Krisna Renja - Sakti secara virtual, Selasa (14/3/2023).
Menurut dia tantangan-tantangan ini perlu diwaspadai meskipun harus dibarengi dengan optimisme. Pada 2022, anggaran belanja mencapai Rp 3.090 triliun mampu menangani pandemi dan memulihkan ekonomi dari gejolak yang luar biasa hingga menghadapi tantangan kenaikan harga pangan.
"Kita optimis sekarang ini mampu menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) secara lebih baik," ujarnya.
Sebelumnya kinerja belanja negara tumbuh baik di awal tahun. Sri Mulyani menyampaikan sampai dengan 31 Januari 2023, belanja negara terealisasi Rp 141,4 triliun atau 4,6% dari pagu APBN 2023. Jumlah ini terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.
Belanja pemerintah pusat mencatatkan realisasinya sebesar Rp 83,2 triliun atau 3,7% dari pagu APBN 2023. Total belanja tersebut meliputi belanja kementerian dan lembaga (K/L) Rp 28,7 triliun dan belanja non-KL Rp 54,5 triliun.
Simak juga Video 'Jokowi Minta Kepala Daerah Hati-hati Meski Ekonomi RI Tumbuh 5,3%':