Ada AEM Retreat, RI Kejar Surplus Perdagangan dengan Thailand-Laos

Ada AEM Retreat, RI Kejar Surplus Perdagangan dengan Thailand-Laos

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Selasa, 21 Mar 2023 20:10 WIB
ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat di Enam Langit by Plataran, Magelang, Jawa Tengah.
ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat. (Foto: Almadinah Putri Brilian/detikcom)
Magelang -

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan bahwa neraca perdagangan RI terhadap negara-negara ASEAN terus mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Meski demikian, dari 9 negara anggota ASEAN, Indonesia masih defisit dari Thailand dan Laos.

"Dari 9 negara anggota ASEAN, selain Indonesia, kita cuma sedikit ada defisit hanya dengan Thailand dan juga dengan Laos, yang lainnya kita surplus," kata Jerry dalam Media Briefing acara ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat di Enam Langit by Plataran, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/3/2023)

Melihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan RI-Thailand Februari 2023 masih mengalami defisit sebanyak US$ 342,1 juta dengan nilai ekspor US$ 556,4 juta dan impor US$ 898,5 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun penyumbang defisit terdalam ke Thailand adalah gula dan kembang gula minus US$ 107,7 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya minus US$ 94,9 juta, serta kendaraan dan bagiannya minus US$ 83,1 juta.

Sementara itu, neraca dagang Indonesia terhadap Laos mengalami defisit US$ 141 juta pada 2022. Walau demikian, Jerry yakin ke depannya Indonesia bisa surplus, baik terhadap Thailand maupun Laos.

ADVERTISEMENT

"Artinya, nanti mungkin ke depan, kita juga bisa surplus dengan Thailand dan Laos sebagaimana kita bisa meningkatkan supaya kita bisa mendapatkan angka surplus yang lebih maksimal. Saya pikir itu salah satu yang bisa kita dorong dan kita juga akan bicarakan dan kita bahas di forum ini," tuturnya.

Lebih lanjut, melalui AEM, Kemendag ingin meningkatkan volume perdagangan agar nilai perdagangan dengan Laos dan Thailand menjadi surplus.

Adapun salah satu prioritas Kemendag untuk meningkatkan volume perdagangan adalah dengan mengekspor produk yang memiliki nilai tambah dan merupakan produk jadi. Contohnya, barang-barang elektronik hingga manufaktur.

"Intinya kita yang penting usahakan komoditas yang kita kirim itu komoditas barang jadi. Itu tegas, crystal clear bahwa yang kita ekspor barang jadi. Kita usahakan sebisa mungkin tidak mengimpor dari mereka," jelasnya.

(das/das)

Hide Ads