Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan bernama Widy Heriyanto bikin geger. Melalui akun Twitternya @wadawidy, ia menyebut warganet babu dan bacot.
Bagaimana cerita di baliknya? Widy merespons dengan cuitan secara kasar saat ada warganet yang menceritakan pengalaman tidak mengenakkan tentang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.
Permasalahan belum usai, Widy juga merespons dengan cuitan 'babu' di Twitter. Hal ini membuat Kementerian keuangan buka suara hingga Widy meminta maaf secara terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 4 Fakta Pegawai Bea Cukai Bilang Babu dan Bacot:
1. Keluhan Warganet Dibilang Bacot
Widy Heriyanto melontarkan cuitan kasar saat ada yang menceritakan pengalaman tidak mengenakkan tentang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Warganet bernama Kris Antoni bercerita pada 2013 menang penghargaan di San Francisco. Saat itu piala dikirim karena dirinya berhalangan hadir, namun setibanya di Indonesia dikenakan pajak lebih dari Rp 1 juta.
"Waktu 2013 @togeproductions menang award Flash Game Summit di San Francisco, tapi karena kita nggak bisa pergi terima award-nya jadi pialanya dikirim ke Indonesia. Sampai di Jakarta pialanya kena pajak bea cukai Rp 1 juta lebih," kata Kris Antoni dengan akun @kerissakti.
Kris Antoni diketahui merupakan seorang developer game. Hadiah berbentuk piala dari luar negeri pun tak hanya sekali diterimanya dan dikatakan selalu kena pajak bea cukai.
"Mau protes cuma dibilang 'barang yang diimpor mau beli atau gift gratis tetap kena pajak'. Gratis kena pajak tuh gimana? Karena orang awam nggak ngerti apa-apa, kita iya iya aja. Selama 2011-2013 kita menang award tiga tahun berturut-turut di Amrik. Ya bayangin aja pajaknya berapa," tuturnya.
Ceritanya itu kemudian dibalas oleh Widy Heriyanto yang menilai Kris Antoni tidak tahu aturan pajak barang masuk dari luar negeri ke Indonesia. Developer game itu dibilang hanya banyak bicara tanpa membaca regulasi terlebih dahulu.
"Sebelum lo ngetwit, mending belajar dulu deh ketentuan impor itu gimana. Kalo sekarang kan jadinya lo bacot tapi minim literasi peraturan," cuit @wadawidy membalas keluhan Kris Antoni. Kutipan sudah disesuaikan dengan ejaan yang benar.
"2013 kejadian, sampai sekarang masa nggak pernah baca. Baca dulu dong, jangan cuma ngeluh tapi lo nya juga nggak cari tahu. Nggak perlu jadi (pegawai) Bea Cukai buat ngasih paham 'barang impor ya wajib bayar pajak impor' dan jangan menggeneralisir case lo dengan bawa 'WNI se-Indonesia komplain", tambahnya.
2. Warganet yang Membela Dibilang Babu
Sebelum akunnya digembok, Widy Heriyanto sempat beradu argumen dengan warganet lain yang membela Kris Antoni. Mereka yang membela disebut sebagai babu.
"Para babu sibuk belain tuannya". "Ciee babunya datang," ujar @wadawidy.
Kemenkeu buka suara dan permintaan maaf Widy di halaman berikutnya.